Pengamanan di kawasan Monas, Jakarta Pusat diperketat, Jumat (11/5), pagi. Fokus petugas gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol Pamong Praja mulai di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Istana Wakil Presiden, dan Balai Kota.
Kawat berduri dibentangkan di depan kantor Kedutaan besar (Kedubes) AS hingga Istana Wapres. Kendaraan taktis TNI dan Polri serta mobil pemadam kebakaran siaga di depan kantor Kedubes AS dan Istana Wapres, serta di halaman Balai Kota. Pengamanan melibatkan 35 ribu petugas dari berbagai instansi.
Sementara, massa aksi 115 Indonesia Bebaskan Al-Quds terus berdatangan sejak dini hari tadi. Mereka menggunakan atribut serta membawa bendera Palestina. Setelah salat Subuh berjamaah di Masjid Istiqlal, massa berkumpul di halaman Monas.
Anggota Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama Bachtiar Nasir mengatakan, aksi Bebaskan Baitul Maqdis dari Israel merupakan amanat konstitusi.
"Kami menjalankan amanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa penjajahan di atas muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," kata Bachtiar di Monas seperti dikutip Antara.
Aksi ini sebagai bentuk protes atas pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem yang selama ini menjadi ibu kota Palestina. Pemindahan ibu kota itu didukung AS. Presiden AS Donald Trump memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pemindahan ibu kota itu juga diprotes dalam Resolusi Majelis Umum PBB. Pemindahan ibu kota itu juga berdampak pada konflik baru antara Palestina dan Israel yang banyak menelan korban jiwa dan luka-luka dari rakyat Palestina.
Pemerintah AS akan meresmikan pembukaan Kedubes AS di Yerusalem atau di Al Quds Asysyarif pada 14 Mei 2018 di mana Baitul Maqdis yang merupakan tempat suci bagi umat Islam berada.
Bachtiar Nasir menambahkan bahwa atas nama rakyat Indonesia, menuntut Trump tidak semena-mena, agar memerhatikan rasa keadilan dunia, dan menjaga perdamaian dunia.
Dia menegaskan aksi tersebut merupakan upaya meneruskan perjuangan para pemimpin bangsa yang pada Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung yang menyatakan pembebasan Palestina dari penjajahan.
Dia menjelaskan bahwa kehadiran lebih dari 1.000 penghafal Al Quran di kegiatan aksi tersebut yang membaca Surat Al Isra dan Al Kahfi diharapkan dapat memperkuat semangat perjuangan umat Islam di Indonesia dalam membela Palestina. Khususnya membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan Israel.
"Surat Al Kahfi disunnahkan untuk dibaca pada hari Jumat, sedangkan surat Al Isra dibacakan untuk menyemangati perjuangan kita," kata Bachtiar.
Dia memperkirakan aksi pembebasan Baitul Maqdis diikuti satu juta orang. Ia juga menegaskan kalau tidak ada atribut partai politik dalam aksi ini. Hanya ada bendera Merah Putih dan bendera Palestina.
Selain aksi di Monas, massa juga akan mendatangi kantor Kedutaan Besar AS untuk menyampaikan tuntutan. Aksi akan berakhir setelah salat Jumat di Monas.