Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan status kegawatdaruratan global untuk Covid-19 resmi berakhir pada 5 Mei lalu. Meskipun tidak lagi dalam status darurat, WHO menekankan Covid-19 masih menjadi ancaman kesehatan global. Lalu, kapan pandemi akibat virus SARS-Cov ini akan berakhir?
Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, mengatakan Covid-19 tidak hilang dari muka bumi meskpun status kegawatdaruratan global telah dicabut. "Tidak ada batasan yang jelas terkait kapan selesainya pandemi Covid-19, sehingga sulit untuk memperkirakan atau menentukan kapan berakhir," kata Syahril.
Menurut Syahril, dikutip dari laman Kemenkes, Rabu (10/5), yang paling penting adalah Indonesia telah berhasil melewati masa berat pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir. Kini, jelas dia, Indonesia sedang melakukan masa transisi emergency dan terus melakukan pemantauan serta upaya lainnya.
"Saat ini Indonesia telah memulai mempersiapkan untuk melakukan transisi dengan memastikan 10 pilar respons yang terus diperkuat," terang Syahril.
Kesepuluh pilar itu mencakup koordinasi, perencanaan-pembiayaan, komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat, surveilans, penguatan pintu masuk internasional, laboratorium dan diagnosis, pengendalian dan pencegahan infeksi, manajemen kasus dan pengobatan, logistik, penguatan pelayanan Kesehatan esensial, dan vaksin dan riset dan kebijakan.
Pada saat yang sama, jelas Syahril, Kemenkes juga melakukan tujuh rekomendasi WHO terkait selesainya kedaruratan pandemi. Rekomendasi itu tercantum dalam Strategi Kesiapsiagaan dan Respons Covid-19 2023-2025 yang digunakan sebagai pedoman oleh seluruh negara di dunia.
"Setiap negara dan masyarakat global harus bersiap untuk bisa hidup dengan Covid-19 dengan mengintegrasikan upaya pencegahan dan pengendalian dalam program-program rutin yang ada seperti surveilans dan vaksinasi rutin," terang dia.
Berbagai persiapan dilakukan pemerintah di masa transisi emergency, jelas Syahril, diperkuat dengan terus dilaksanakannya vaksinasi dosis lengkap dan booster. Vaksinasi terbukti mampu mengurangi risiko kesakitan dan kematian akibat Covi-19.
Ia menjelaskan, sekitar 30% pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit belum mendapatkan vaksinasi dosis lengkap maupun booster. Rerata mereka adalah lansia. Selain itu, tambah Syahril, mayoritas pasien yang meninggal belum divaksinasi.
Menurut dia, vaksinasi harus diperkuat dengan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Utamanya penggunaan masker saat sakit flu, kontak erat dengan pasien konfirmasi/suspek Covid-19, dan di ruang tertutup dengan banyak orang.
Bila warga merasakan gejala mengarah ke Covid-19 atau terjadi kontak erat dari orang yang terkonfirmasi positif, kata dia, diimbau agar segera melakukan tes. Apabila positif bisa melakukan isolasi mandiri sehingga dapat memutus penularan Covid-19. "Jangan sampai menularkan kepada orang lain," pesan Syahril.