close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Foto: dpr.go.id/Singgih/mr
icon caption
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Foto: dpr.go.id/Singgih/mr
Nasional
Kamis, 29 Juli 2021 16:56

Sufmi Dasco klaim persediaan obat antivirus Covid-19 sudah cukup

Kimia Farma sudah memproduksi obat jenis yang sama dengan nama Pavipiravir (nama generiknya) dengan kapasitas produksi dua juta per hari.
swipe

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyebut, ketersediaan obat antivirus Covid-19 Pavipiravir yang diproduksi PT Kimia Farma sudah mulai tercukupi. Menurutnya, Kimia Farma sudah bisa memproduksi sendiri obat antivirus Favipiravir dengan kapasitas produksi dua juta tablet per hari.

"Kabar bagus untuk rakyat Indonesia. Selama ini kita mengenal obat antivirus antigen, Kimia Farma sudah memproduksi obat jenis yang sama dengan nama Pavipiravir (nama generiknya) dengan kapasitas produksi dua juta per hari," kata Dasco saat meninjau Pabrik PT Kimia Farma Plant Banjaran, Bandung di Jawa Barat, Kamis (29/7).

Ketersediaan bahan baku obat pun saat ini masih tercukupi. Dalam hal produksi, Kimia Farma juga dibantu oleh dua pabrik lain dengan kapasitas produksi mencapai 1,5 juta tablet per hari, sehingga total produksi obat akan mencapai 3,5 juta tablet per hari.

"Insya Allah dengan Kimia Farma dan beberapa pabrik lainnya, kebutuhan obat antivirus akan segera terpenuhi dengan harga yang relatif terjangkau," ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Politikus Partai Gerindra ini menerangkan, pada Oktober 2021, uji klinis antigen akan selesai, selanjutnya akan ada lagi obat monupiravir (obat Covid-19).

"Kalau ada yang Covid, dikasih minum itu tanpa perlu dicampur-campur dengan yang lain-lain, insya Allah baikan (sembuh). Nah, ini merupakan kabar gembira buat dunia kesehatan kita, terutama buat rakyat Indonesia," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirut PT Kimia Farma Verdi Budidarmo menyampaikan, sempat terjadi kelangkaan obat antivirus Covid-19 dikarenakan produksi yang dilakukan PT Kimia Farma  bergantung dari protokol terapi yang telah ditetapkan. Di mana, saat itu PT Kimia Farma hanya sanggup memproduksi 250.000 butir obat per hari.

"Namun, ketika ada perubahan protokol terapi dari persatuan dokter-dokter di Indonesia, kami langsung meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua juta per hari untuk mencukupi kebutuhan. Selain itu, kami juga dibantu sejumlah pabrik swasta untuk membantu peningkatan jumlah produksinya sesuai permintaan pasar," tegas Dasco.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan