Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyatakan data aduan yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atas korban meninggal dari bencana gempa yang berpusat di Cianjur memang mencapai 162 orang. Diketahui, gempa pada Senin (21/11) itu berkekuatan M5,6.
"Tercatat di call center BPBD, mohon izin menyampaikan berita buruk, ada 162 yang meninggal dunia, 326 luka-luka, mayoritas patah tulang dan luka karena ketimpa hingga kena benda tajam," kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Bandung, Senin (21/11) malam.
Menurut Ridwan Kamil, mayoritas korban meninggal pada kejadian gempa Cianjur itu adalah anak-anak. Hal itu dikarenakan gempa terjadi saat jam pelajaran dan membuat bangunan madrasah runtuh.
Dia menuturkan, data call center BPBD juga mencatat ada 7.864 pengungsi yang kemudian akan disebar minimal di 14 titik pengungsian. Rumah rusak mencapai 2.345.
"Ada dua sampai tiga jalan terisolir, jalan nasional sudah kembali normal. Tadi sempat ada lima mobil terisolir. Ada beberapa jalan kabupaten juga terisolir," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, terjadi pemadaman usai bencana gempa berlangsung. Ada tiga gardu induk yang berada di wilayah terdampak, di mana dua terkendala dan satu masih bisa beroperasi.
Ridwan Kamil sendiri telah melakukan rapat koordinasi bersama, BPBD, TNI, Polri, dan sektor terkait lainnya tadi malam guna melakukan gerak cepat penanganan korban bencana itu. Bahkan, hari ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Kepala BNPB, Kepala BMKG, beserta jajaran akan melangsungkan tinjauan langsung ke Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Terkait informasi tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan belum memvalidasi jumlah dari call center BPBD itu. Data terkonfirmasi hingga saat ini, jumlah korban meninggal dunia masih 62 orang.