Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mendatangi Kim Tek Le atau Wihara Dharma Bhakti, untuk berpartisipasi dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2570 Kongzili (2019 Masehi). Menurut Anies, kedatangannya ke wihara tersebut hari ini, menjadi kali ke lima dalam perayaan Imlek.
Anies berharap, kehadirannya di salah satu kelenteng tertua di Jakarta itu, dapat menjadi simbol atas kerukunan umat beragama. Ia pun menekankan kerukunan umat beragama, khususnya di DKI Jakarta, akan menjadi modal utama dalam persatuan masyarakat.
"Ini menjadi kesempatan bagi kita sebagai warga Jakarta untuk menguatkan persatuan, karena itu lah yang menjadi modal kebersamaan kita di ibu kota dan di Indonesia. Semangat persatuan ini lah yang harus kita jaga terus menerus," ujarnya di Wihara Dharma Bhakti, Selasa (5/2).
Ia juga menyinggung mengenai proses renovasi wihara, yang dibangun pertama kali pada 1650, yang sampai saat ini belum dituntaskan. Anies mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mendukung penuh renovasi wihara yang mengalami kebakaran pada 2 Maret 2015 lalu.
"Kita juga berharap Wihara Dharma Bhakti ini bisa juga tuntas renovasinya. Kita dari Pemprov DKI akan mendukung, karena kebakaran yang terjadi merupakan peristiwa yang bisa dibilang musibah besar bagi perjalanan kebudayaan," katanya.
Anies menambahkan, wihara itu perlu dijaga karena turut menjadi destinasi budaya bagi para turis. Apalagi daerah Petak sembilan di mana Wihara Dharma Bhakti berada, merupakan daerah tertua di Jakarta, yang menurutnya menjadi penting dalam kegiatan perekonomian, sosial, dan tentunya kebudayaan.
Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Wihara Dharma Bhakti Gunawan Djayaputra, menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran rutin Anies Baswedan. Ia pun berharap kehadiran Anies dapat menciptakan kerukunan umat beragama.
Menurut Gunawan, terdapat sekitar 8.000-10.000 orang yang mengikuti perayaan Imlek kali ini di wihara tersebut. Tidak ada lonjakan peserta ibadah jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
"Kalau untuk umat yang bersembahyang di sini dari tahun ke tahun relatif sama, karena mereka ini sembahyang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari," ucapnya.