close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gunung Agung dengan ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (MDPL) erupsi pada Kamis (28/6) pukul 15.00 WIB./ Dokumentasi Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
icon caption
Gunung Agung dengan ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (MDPL) erupsi pada Kamis (28/6) pukul 15.00 WIB./ Dokumentasi Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Nasional
Jumat, 29 Juni 2018 09:15

Debu vulkanik Gunung Agung menjauhi Pulau Bali

Gunung Agung dengan ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (MDPL) erupsi pada Kamis (28/6) pukul 15.00 WIB
swipe

Pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui satelit Himawari mencatat pergerakan debu vulkanik Gunung Agung di Karangasem, hingga pukul 05.00 WITA mengarah ke barat daya dan barat menjauhi Pulau Bali.

"Berdasarkan data observasi Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar tidak teramati adanya abu vulkanik," kata Kepala Humas BMKG Hary T Djatmiko yang dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (29/6).

Berdasarkan pengamatan hingga Kamis (28/6) pukul 24.00 WITA, cuaca di kawasan tersebut mendung dan hujan serta angin bertiup lemah ke arah barat.

Secara visual, gunung terlihat jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 2500 meter di atas puncak kawah, juga teramati sinar api diatas puncak kawah.

Juga masih terjadi tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 10-15 mm (dominan 10 mm).

Gunung Agung dengan ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (MDPL) erupsi pada Kamis (28/6) pukul 15.00 WIB dengan ketinggian erupsi mencapai 23.000 kaki atau 7.000 hingga 8.000 MDPL.

Hingga saat ini aktivitas Gunung Agung berada pada Level III atau siaga. Aktivitas bandara juga ditutup sementara dan akan dievaluasi pada Jumat (29/6) siang.

Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius empat km dari Kawah Puncak Gunung Agung.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Sementara maskapai berbiaya hemat (LCC) Citilink Indonesia membatalkan seluruh penerbangan dari dan menuju Bali menyusul ditutupnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali sejak pukul 03.00 WITA.

"Penghentian sementara penerbangan Citilink Indonesia dari dan menuju Bali, menyusul diterbitkannya NOTAM nomor A2551/18 mengenai penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali karena sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung yang dimulai sejak Kamis siang (26/6)," ujar Vice President Corporate Secretary and CSR Citilink Indonesia Ranty Astari Rachman, dalam keterangan tertulisnya.

Seluruh penerbangan Citilink Indonesia dengan rute menuju Denpasar Bali terpaksa dibatalkan dengan mempertimbangkan faktor keselamatan dan keamanan penerbangan.

Citilink Indonesia menyediakan opsi reschedule dan full refund tanpa dikenakan biaya tambahan dan opsi reroute dengan biaya admin dan selisih harga jika ada bagi calon penumpang Citilink Indonesia yang penerbangannya terdampak dari penghentian sementara ini. Untuk proses full refund dapat dilakukan di customer service Citilink Indonesia di Bandara atau melalui email [email protected]

Citilink Indonesia masih terus memantau perkembangan terkini di lapangan serta berkordinasi secara intensif dengan seluruh stakeholders penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali

Sementara dua bandara di Jawa Timur yaitu Bandara Blimbing Sari di Banyuwangi dan Bandara Notohadinegoro Jember ditutup akibat sebaran debu vulkanik erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali.

"Selain Bandara Ngurah Rai Denpasar, informasinya dua bandara di Jawa Timur ditutup estimasi sampai pukul 17.00 WIB," kata Kepala Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Hary T Djatmiko dihubungi di Jakarta, Jumat.

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan