Keberadaan Harun Masiku yang masih misterius berbuah kritikan dari parlemen. Dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III bersama Dewan Pengawas (Dewas) dan Komisioner KPK, anggota Fraksi Demokrat, Benny K Harman menyinggung perkembangan kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) yang menyeret nama politikus PDIP tersebut.
Benny menyindir kinerja pimpinan KPK yang hingga kini belum berhasil menangkap Harun Masiku. Bahkan dia membandingkan penanganan kasus Masiku dengan terorisme.
"Masa seorang Masiku ini tidak bisa kita temukan. Sedih saya. Kasus terorisme besar 3x24 jam gampang sekali dapatnya. Masa Masiku, aduh, kuman di seberang lautan bisa kita lihat, gajah di depan mata saya enggak bisa aku lihat. Masuk akal sih, sebab gajahnya kegedean," kata Benny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/1).
Politikus asal Nusa Tenggara Timur ini meyakini Harun Masiku berada di Indonesia. Karenanya, Benny mengingatkan jangan sampai KPK terlihat lumpuh dalam menangani kasus ini. Kasus ini bisa menjadi tolak ukur apakah KPK yang sekarang dapat menunjukkan independensinya.
"Tolonglah, Masiku ini jangan terus disembunyikan. Tangkap dia sudah," sambungnya.
Merespons hal ini, Ketua KPK Firli Bahuri menerangkan, pihaknya telah mengoptimalkan pencarian Masiku secara maksimal. Mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat ini menyebut pencarian Masiku bukanlah seperti mencari barang.
Penyelidik KPK, lanjut Firli, telah menyisir tiga wilayah sekaligus. "Anggota kita sudah bekerja dan mencari tiga lokasi yang dimungkinkan, apakah itu Indonesia Timur, apakah itu di Sumatera , sudah dilakukan," jawab Firli.
Tak hanya itu, Firli memastikan, KPK sudah berkoordinasi dengan jajaran kepolisian untuk peningkatan pengejaran. Dia berharap siapa pun yang bisa memberikan informasi soal Masiku juga bisa membantu. Sebaliknya, ia mengancam jika ada pihak yang menyembunyikannya atau menghambat jalannya penyelidikan.
"Kita tetap mencari yang bersangkutan, dan saya memiliki keyakinan Saudara HM (Harun Masiku) itu akan tertangkap," katanya.