close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Foto Antara
icon caption
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Foto Antara
Nasional
Minggu, 15 Mei 2022 18:29

Denny JA: Pintu Pilpres 2024 sudah terbuka

Setahun sebelum jabatan Jokowi berakhir, pemerintahan Jokowi dinilai akan lebih dinamis
swipe

Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu, yang menggabungkan tiga partai: Golkar, PPP dan PAN, itu menjadi penanda, yakni pintu menuju Pilpres 2024 sudah terbuka.

"Ke depan, aneka partai lain akan terpengaruh. Kita akan menyaksikan aneka manuver partai lain, yang tak ingin ketinggalan kereta, juga menyiapkan diri menyongsong Pilpres 2024," papar pengamat politik Denny JA, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/5).

Denny menyebut, hal ini semua akan memberi efek bagi pemerintahan Jokowi. Tetapi itu hal yang biasa dalam tradisi demokrasi. 

Setahun sebelum jabatan Jokowi berakhir, pemerintahan Jokowi akan lebih dinamis. Aneka partai dan menterinya mulai juga memberi perhatian untuk Pilpres 2024. Kendati mereka tetap fokus masalah pemerintahan Jokowi, tetapi juga menyelaraskan kepentingan mereka di Pilpres 2024.

Lanjut Denny, LSI sendiri memiliki tradisi. Di mana, dua puluh dua bulan sebelum pemilu presiden, LSI sebagai lembaga survei, konsultan politik, ataupun civil society sudah melakukan konsolidasi.

Denny JA yang dikenal sebagai the founding father profesi konsultan politik Indonesia sudah terlibat empat pemilu presiden sejak 2004, 2009, 2014 dan 2019.

Atas kiprahnya yang panjang itu, Denny JA memperoleh penghargaan Lifetime Achievement Award karena ikut memenangkan  pilpres tiga kali berturut- turut di 2017.  Di tahun 2019, rekor itu ditambah menjadi ikut memenangkan pilpres empat kali berturut-turut.

Kini LSI bersiap-siap memecahkan rekornya sendiri.

"Kami bersiap memenangkan pilpres menjadi lima kali berturut- turut di 2024," tutur dia.

Namun, sambung Denny JA, LSI akan lebih hati-hati. Karena tak ingin presiden yang terpilih nanti di 2024 mengulangi kisah sedih sejarah Presiden RI sebelumnya. 

"Ada pola yang tetap. Presiden Indonesia di awal kekuasaannya dipuja. Tetapi di akhir kekuasaannya dicemooh bahkan dijatuhkan," tutur dia.

Denny memberi contoh. Bung Karno dihormati di tahun 1945. Tapi di 1966, ia dijatuhkan. Suharto dipuja di 1966. Tetapi di 1998, ia diturunkan.

Habibie disambut meriah di 1998. Tetapi di 1999, pertanggung jawabannya ditolak MPR. Gus Dur disambut sebagai tokoh civil society untuk presiden 1999. Tetapi di  2001, Gus Dur dilengserkan MPR.

Megawati dihormati sebagai presiden perempuan pertama Indonesia 2001, sebagai wapres ia menggantikan Gus Dur yang lengser. Tetapi ketika Megawati ikut Pilpres 2004, ia dikalahkan.

SBY menjadi presiden berikutnya selama dua periode. SBY juga dihormati sebagai presiden Indonesia pertama yang dipilih langsung. Namun di akhir jabatan, partai SBY, Partai Demokrat, juga sangat merosot dukungannya. Dari perolehan Demokrat di atas 20% (2009) menjadi hanya di bawah 11% (2014).

"Kita belum tahu nasib Presiden Jokowi karena jabatannya belum selesai. Di luar Jokowi, tradisi presiden kita disambut dengan terompet kemenangan. Tetapi mereka dilepas dengan kondisi tidak populer, bahkan dijatuhkan," ucap dia.

"Presiden Indonesia di 2024 nanti semoga keluar dari tradisi sedih Presiden Indonesia," tutup Denny JA

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan