Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, menyatakan, Kota Depok krisis ruang perawatan dan isolasi bagi pasien terkonfirmasi coronavirus baru (Covid-19) tanpa gejala (asimtomatik) dan kriteria ringan. Lebih krusial dari pada daerah penyangga Ibu Kota lainnya, seperti Bogor dan Bekasi.
"Saat ini ketersediaan ruang ruang perawatan dan isolasi pasien positif Covid-19 di rumah sakit (RS) rujukan wilayah Bodebek, khususnya Kota Depok, menurun seiring bertambahnya kasus terkonfirmasi positif," ucapnya.
Terdapat sembilan fasilitas kesehatan (faskes) rujukan Covid-19 di "Kota Belimbing". Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok, salah satunya.
Merujuk data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jabar per 14 September 2020, okupansi tempat tidur (TT) mencapai 2.034 dari 4.274 unit di 320 RS rujukan di seluruh wilayah "Bumi Pasundan".
Dirinya menerangkan, tingkat keterisian RS rujukan Covid-19 di Depok lebih darurat pada ketersediaan ICU dan HCU, ruang perawatan pasien bergejala berat.
"Mengantisipasi soal ketersediaan tempat tidur isolasi Covid-19 bisa dengan mengubah fungsi gedung lain menjadi fasilitas pelayanan kesehatan," saran Emil, sapaannya.
Bekas Wali Kota Bandung ini juga meminta Bogor dan Bekasi saling membantu sama lain dan kompak demi menunjang ketersediaan fasilitas perawatan bagi pasien Covid-19. Kemudian, mengimbau warga Depok disiplin mengikuti arahan pemerintah.
"Mudah-mudahan dalam 14 hari ke depan dengan kekompakan Bodebek, maka kasus Covid-19 bisa kita tekan agar Kota Depok punya status yang lebih baik," harapnya, melansir situs web Pemprov Jabar.
Sementara itu, Wali Kota Depok, Mohammad Idris, menyatakan, pihaknya sedang merenovasi Ruang Kenanga RSUD Depok, salah satu ruangan khusus swakarantina Covid-19. "Akan kita tambah ruangannya."