close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Keluarga penumpang menangis saat menyaksikan proses pencarian penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (19/6). Para keluarga penumpang KM Sinar Bangun mulai mendatangi posko di Pelabuhan Tigaras, Danau Toba
icon caption
Keluarga penumpang menangis saat menyaksikan proses pencarian penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (19/6). Para keluarga penumpang KM Sinar Bangun mulai mendatangi posko di Pelabuhan Tigaras, Danau Toba
Nasional
Minggu, 24 Juni 2018 19:28

Detik-detik KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba

Nakhoda sekaligus pemilik KM Sinar Bangun yang telah ditahan polisi menceritakan detik-detik tenggelamnya kapal di Danau Toba.
swipe

Nakhoda sekaligus pemilik KM Sinar Bangun yang telah ditahan polisi menceritakan detik-detik tenggelamnya kapal di Danau Toba.

Pria berinisial SS ini telah diciduk aparat Polres Samosir untuk dimintai keterangan. SS sebagai nakhoda KM Sinar Bangun berhasil selamat dari peristiwa nahas tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan sebuah televisi swasta MetroTV yang dirilis di laman Youtube, SS menceritakan detik-detik kronologi tenggelamnya KM Sinar Bangun. Sejumlah fakta mengejutkan terungkap dari penuturan SS sebagai nakhoda sekaligus pemilik KM Sinar Bangun.

Nakhoda sekaligus pemilik Kapal Motor Sinar Bangun berinisial SS. (Foto: Youtube)

Sebelum menceritakan kronologi kejadian pada 18 Juni 2018, SS mengucapkan turut berbela sungkawa atas kejadian nahas itu kepada keluarga korban. Tidak ada satu orangpun yang menginginkan kejadian kecelakaan seperti ini, termasuk dirinya.

"Saya juga termasuk tidak menginginkan kejadian seperti ini. Makannya saya mohon maaf atas terjadinya kejadian ini kepada keluarga korban," ujar SS.

Nakhoda kemudian menejelaskan kronologi detik-detik tenggelamnya KM Sinar Bangun secara rinci. Awalnya, KM Sinar Bangun berangkat dari Pelabuhan Simandindo, Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras, Simalungun, di Sumut.

KM Sinar Bangun berangkat sekitar pukul 16.50 WIB petang. Kapal mengangkut sekitar 70 sepeda motor dan sekitar 150 orang penumpang.

Saat itu, cuaca masih kondusif. Ombak air Danau Toba juga kecil. Dia menganggap kondisi ombak masih normal seperti biasanya. 

Selang 20 menit kemudian ketika dalam perjalanan, tiba-tiba bertiup angin kencang. Meski angin cukup kencang, ombak air dinilai tidak terlampau tinggi.

Prediksi nakhoda meleset. Kencangnya hembusan angin kemudian mendorong laju kapal. Bahkan, nakhoda mengaku saat itu kewalahan mengendalikan kemudi kapal akibat dorongan angin.

"Karena angin kencang dan mendorong setir kemudi akhirnya kapal terbalik," tuturnya.

Saat kapal terbalik, sambungnya, dia tidak mampu berbuat apa-apa. Bahkan, dia tak sempat menolong penumpang lain. 

SS mengaku berhasil bertahan. Dia juga turut tenggelam ke dalam air saat kapal terbalik. Sedikit kemampuan dia berenang membantu untuk bertahan hidup. Diakuinya, rata-rata nakhoda kapal motor yang mengemudi di perairan Danau Toba tidak mahir berenang. 

Ketika air masuk ke ruang kemudi, SS tiba-tiba melihat secercah cahaya. Kemudian, dia berenang mendekati sumber cahaya itu. Ternyata, sumber cahaya itu terhalang kaca ruang kemudi. 

SS pun memecahkan kaca dan berenang keluar dari ruang kemudi. Dia tidak sendiri, di ruang kemudi diperkirakan ada tujuh orang penumpang lainnya.

Akan tetapi, insting menyelamatkan diri tentu muncul pada masing-masing orang. Sebab, kejadian tiba-tiba membuat semua orang berupaya mencari alternatif jalan keluar masing-masing.

Usai SS memecahkan kaca, dia berhasil keluar dari ruang kemudi. Dia berhasil berenang ke permukaan air danau. Saat itu, dia melihat kapal telah terbalik dan banyak penumpang berada di atas kapal yang terbalik itu.

Akibat banyaknya penumpang di atas kapal yang terbalik, lambat laun kapal pun tenggelam. "Akhirnya, kita mengambil jurus masing-masing kembali untuk menyelamatkan diri. karena memang pelampung tidak sempat kita bagikan," kata dia.

KM Sinar Bangun memang menyediakan pelampung sekitar 80 buah, belum termasuk pelampung yang berbentuk bulat. Namun, dia mengakui tidak membagikan pelampung kepada para penumpang kapal.

KM Sinar Bangun sebelum berangkat dan tenggelam di perairan Danau Toba. (Foto: Facebook).

SS tak bisa menjelaskan secara rinci jumlah penumpang yang diangkut oleh KM Sinar Bangun. Dia hanya memperkirakan jumlah penumpang berdasarkan sepeda motor yang diangkut.

"Perkiraan kami, kita mengacu pada sepeda motor. Penumpang dari Simanindo ke Tigaras itu umumnya membawa sepeda motor. Saat itu, kita bawa kurang lebih 70 sepeda motor. Kita asumsikan penumpang itu kurang lebih 150 orang. Itu pas kejadian. Tapi sebelumnya kita juga pernah bawa hampir 200 orang," urainya.

Dari pengalaman SS sebagai nakhoda selama 10 tahun terakhir, rata-rata dia mengangkut penumpang sekitar puluhan hingga ratusan orang. Dia mengakui masih memiliki Surat Keterangan Kecakapan (SKK) yang masih berlaku hingga 2019.

Kendati demikian, dia mengaku selama ini tidak pernah ada orititas yang mengatur penyeberangan kapal motor, termasuk izin bagi nakhoda. Di Pelabuhan Simanindo dan Tigaras yang menjadi rute angkutan KM Sinar Bangun, dia mengaku tak ada syahbandar yang mengatur perizinan pengangkutan kapal motor.

Jadi, kata dia, selama ini nakhoda berlayar tergantung dari masing-masing kapal. Tidak ada surat persetujuan dari siapapun, termasuk syahbandar. Pokoknya, dia berangkat itu tergantung kesadaran nakhoda masing-masing dengan ukuran waktu.

Pun begitu dengan peringatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). SS mengaku tak mendapatkan pemberitahuna apapun terkait kondisi cuaca buruk dari BMKG.

"Prinsip kita selama ini cuaca begitu saja. Makannya, kita berani berlayar. BMKG selama ini tidak ada peringatan," ujarnya.

Adapun, terkait kapasitas penumpang yang melebihi batas, SS juga menyadarinya. Namun, dia berkelit. "Penumpang ini ingin cepat pulang, jadi kita harus mengangkut," tegasnya.

Kapal Motor Sinar Bangun saat bersandar di Pelabuhan Simanindo, Sumut. (Foto: Facebook).

Baca juga: Ditemukan, KM Sinar Bangun tenggelam 450 meter di Danau Toba

Baca juga: Polri selidiki tragedi KM Sinar Bangun di Danau Toba

Berikut, profil Kapal Motor Sinar Bangun

Nama: Kapal Motor Sinar Bangun
Bobot kotor: 17 gross ton
Kapasitas: 60 penumpang
Jumlah pelampung: 80 buah
Perkiraan jumlah penumpang: 170-190 orang
Perkiraan jumlah sepeda motor: 70 unit
Rute pengangkutan: Pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir - Pelabuhan Tigaras Simalungun, Sumut.
Pengawasan: Dinas Perhubungan Sumut
Izin dan kelayakan berlayar: Syahbandar Kabupaten/Provinsi
Jumlah korban meninggal: 3 orang
Jumlah korban selamat: 19 orang
 

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan