Dewan Pembina (Mustasyar) PBNU Adib Rofiuddin meminta penundaan atas rencana reuni Perasudaraan Alumni (PA) 212, dengan pertimbangan berpotensi menimbulkan kerumunan di tengah pandemi Covid-19.
Di tengah situasi pandemi saat ini bukan saatnya bereforia dengan bergerombol. Pasalnya, kerumunan tersebut berpotensi menimbulkan klaster baru Covid-19.
“Bahwa reuni itu silaturahmi itu bagus, tetapi kalau hanya akan membuat kemudaratan daripada kemanfaatan lebih baik ditunda. Kalau efeknya menambah klaster Covid baru, ini menjadi tidak baik,” ujar Adib dalam keterangan resminya, Minggu (15/11).
Lebih lanjut, pimpinan Pondok Pesantren Buntet itu mengimbau kepada umat muslim untuk menaati aturan dari pemerintah untuk menjauhi kerumunan dan menerapkan protokol kesehatan. Dia berpandangan, untuk mengatasi pandemi Covid-19 tidak hanya kerja keras pemerintah saja, tetapi juga seluruh masyarakat.
“Ini semestinya masyarakat bangsa Indonesia khususnya, sadar bahwa kita semua itu tengah mendapat cobaan dari Allah SWT," ucapnya.
Dia berpandangan, silaturahmi yang menjadi tujuan dari reuni itu memang bersifat baik. Namun, mengingat sampai saat ini masyarakat masih belum banyak yang sadar untuk mematuhi protokol kesehatan, dia tetap menganjurkan adanya penundaan.
Sebelumnya, PA 212 merencanakan menggelar reuni pada 2 Desember 2010 di Monas, Jakarta Pusat. Ketua PA 212 Slamet Ma'arif menyebut tengah menunggu jawab surat izin penggunaan Monas dari Pemprov DKI Jakarta.