close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
Nasional
Rabu, 08 November 2017 12:25

Di "luhur sumur sinaba" Kahiyang-Bobby mengucap janji suci

Hari ini putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu, dan Bobby Nasution resmi melakukan akad pernikahan.
swipe

Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu, resmi menikah dengan Muhammad Bobby Nasution. Prosesi ijab kabul pernikahan dilakukan di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, pagi tadi. 

"Saya nikahkan dan saya jodohkan anak kandung perempuan saya Kahiyang Ayu dengan engkau Muhammad Bobby Afif Nasution bin Insinyur Haji Erwin Nasution almarhum dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas seberat 80 gram dibayar tunai," demikian ucapan ijab Presiden Joko Widodo.

"Saya terima nikah dan jodohnya Kahiyang Ayu binti Joko Widodo dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas 80 gram dibayar tunai," sambut Bobby.

Dua saksi pernikahan yaitu Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua MUI KH Ma'ruf Amin serempak menjawab "sah" akad nikah tersebut.

Dalam acara tersebut yang bertindak selaku pelantun ayat suci Al Quran adalah Agus Maarif, khotbah nikah oleh Said Aqil Siradj dan doa pernikahan oleh Haedar Nasir.

Seperti dilansir Antara, di ruang Graha Saba Buana, rombongan keluarga Muhammad Bobby Nasution yang menumpang kereta kencana dari Hotel Alila Solo menuju Graha Saba Buana tiba sekitar pukul 08.50 WIB. Sementara mempelai wanita tiba lebih dulu dan keluarga Jokowi menjemput calon mempelai pria untuk diantar ke meja akad nikah. Bobby tampak mengenakan pakaian beskap adat Jawa berwarna hitam.

Ibu Negara Iriana Jokowi kemudian menuntun sang putri yang mengenakan pakaian kebaya adat Jawa berwarna hitam dengan hiasan rangkaian bunga melati di kepala, menuju meja Ijab Qobul.

Menurut budayawan, Ronggojati Sugiyatno, pernikahan Kahiyang dan Bobby dilangsungkan pada hari  luhur sumur sinaba atau hari yang mulya. Hari dan waktu pernikahan, kata Ronggojati, adalah hal sakral yang sudah dihitung berdasarkan weton atau hari lahir pengantin pria dan perempuan. Dari hasil perhitungan itulah diperolah hari Rabu Pahing 8 November bertepatan dengan 19 Safar (dalam penanggalan Jawa).

Ronggo menjelaskan, selain memiliki arti mulia, hari pernikahan Kahiyang Ayu juga mengandung arti sumur sinaba. "Sumur adalah mata air dan sinaba didatangi, mata air yang selalu didatangi, itu artinya kan kemuliaan. Ibaratnya mata air yang selalu didatangi. Tiap hari berganti setelah luhur, ganti lagi menjadi dandang ngelak, sampai satria wirang, satria wibawa," kata Sugiyatno seperti dilansir BBC Indonesia.

Dalam penanggalan Jawa, satu pekan terdiri dari tujuh hari dengan putaran lima hari pasaran, Pahing, Pon, Wage, Kliwon dan Legi. Menurut Ronggo, penanggalan Jawa digunakan mulai Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan pecahan, dengan memadukan penanggalan Islam, sistem penanggalan Hindu dan juga penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat.

Selain waktu pernikahan, dia mengatakan, tata cara prosesi juga diatur sedemikian rupa, misalnya akad nikah harus menghadap ke barat. 
"Karena kehidupan dari timur ke barat, matahari terbit dari timur dan terbenam di barat, maka agama apapun juga kalau orang Jawa saat akad nikah menghadap ke barat," kata Sugiyatno.

Arah datang pengantin pria juga diatur dari selatan ke utara. Karena itu, keluarga Bobby ditempatkan di hotel yang berada di selatan rumah pengantin perempuan..

"Kalau datangnya keliru jadi satrio wirang, laki laki yang memalukan atau tak bisa bertanggung jawab."

Bahkan, kata Sugiyatno, waktu berhubungan suami istri juga ada panduannya dalam budaya Jawa. "Waktu kumpul (berhubungan seks) dengan istri, dihindari pada hari tertentu karena berakibat anaknya akan gini-gini, ini ada panduannya dan ini diyakini oleh orang Jawa."

img
Dede Suryana
Reporter
img
Dede Suryana
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan