Rudi Suhartono, warga Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan, Medan, Sumatera Utara, menyerahkan dua orang anaknya pada aparat kepolisian. Dua orang bernama Aris, 28 tahun, dan Fadli, 23 tahun, diduga terlibat pengeboman di Polrestabes Medan.
Rudi menyerahkan anaknya ke Kepala Lingkungan (Kepling) 20, untuk diserahkan kepada polisi. Menurut informasi yang didapat Rudi, keduanya anaknya tersebut terlibat aksi bom bunuh diri yang terjadi pada Rabu (13/11) lalu.
Setelah mendapat informasi tersebut, Rudi tidak mengizinkan anaknya keluar rumah. Namun salah satu anaknya yang bernama Andre, melarikan diri dan belum diketahui keberadaannya.
"Saya menyerahkan ke Kepling sekitar jam setengah sepuluh, tak lama berselang, sekitar pukul sembilan pihak kepolisian datang ke rumah Kepling lalu mereka dibawa," kata Rudi di kediamannya, Jumat (15/11).
Menurutnya, Aris dan Fadli merupakan teman pengajian Rabbial Muslim Nasution, pelaku aksi teror di Polrestabes Medan. Rudi juga mengaku kerap melihat anaknya bergaul dengan Rabbial.
Meski demikian, Rudi tetap berharap pemeriksaan polisi tidak menunjukkan keterlibatan kedua anaknya dalam aksi teror yang terjadi. Hubungan Aris dan Fadli, diharapkan hanya pertemanan biasa tanpa berhubungan dengan paham radikalisme.
"RMN sering kemari dan kadang-kadang main sama mereka. Dia lebih sering datang siang," ujarnya.
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengatakan, polisi telah menangkap 19 orang yang diduga terlibat teror bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Mereka yang ditangkap berasal dari jaringan teroris di Sumatera Utara, Riau, Ambon, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Penanganan teroris waktu dua hari lalu di Polrestabes Medan, kemudian dari pengembangan kasus tersebut sudah ada kurang lebih 19 orang yang kita tangkap," kata Kapolri usai memimpin upacara pengukuhan perubahan tipe Polda Sulawesi Tengah dari tipe B menjadi tipe A di Palu, Jumat (15/11).
Idham mengatakan, penangkapan yang dilakukan jajarannya masih belum berakhir. Polisi masih terus mendalami keterkaitan Rabbial dengan jaringan teroris lainnya.
"Kita terus bekerja keras untuk membuka jaringan siapa sebenarnya pelaku, karena pelaku ini sekaligus sebenarnya adalah korban," katanya. (Ant)