Rapat Koordinasi Nasional Persaudaraan Alumni (PA) 212 memberikan rekomendasi nama-nama bakal calon presiden yang berlaga di 2019. Nama Habib Rizieq Shihab berada di urutan teratas dalam daftar rekomendasi tersebut, mengalahkan nama lain seperti Prabowo Subianto, Tuan Guru Bajang, Yusril Ihza Mahendra, dan Zulkifli Hasan, yang berturut-turut berada di bawahnya.
Juru bicara PA 212, Habib Novel Bamukmin mengatakan penempatan nama Rizieq di urutan pertama menunjukkan kalau Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu merupakan calon presiden paling prioritas yang direkomendasikan oleh PA 212.
"Habib Rizieq memang sangat prioritas di Rakornas, karena dikalangan ulama, umat Islam ingin dipimpin ulama yang baik, istiqomah membela kebenaran, setia dengan negara, dan tidak berkompromi dengan kepentingan asing dan aseng, bukan ulama su'u, penjilat, dan pembela penista agama dan kriminalisasi ulama," kata Novel, kepada Alinea.
Dia juga menambahkan, Habib Rizieq merupakan ulama yang tegas karena bukan ulama yang membela kemungkaran, serta tunduk kepada asing dan aseng.
Terlebih lagi, kata Novel, dalam membela agama dan negara, kiprah Rizieq sudah teruji, dengan tidak takut risiko apapun.
"Yang terpenting, tidak pernah sama sekali ada ambisi berpolitik praktis. Sebab itulah, FPI tidak pernah mau bikin partai apalagi jadi partai, namun jika kondisi umat, ulama dan aktivis serta partai koalisi 212 yang meminta karena kebutuhan yang mendesak, maka beliau tidak boleh menolaknya, karena ini amanat umat," sebut salah satu pimpinan FPI tersebut.
Novel menjelaskan, setelah adanya rekomendasi tersebut, nantinya perwakilan ulama dan aktivis PA 212 akan menemui Habib Rizieq, untuk memintanya agar bersedia mencalonkan diri sebagai capres. Jika tidak, perwakilan ulama akan meminta rekomendasi kepada Rizieq, untuk memberikan masukan siapa yang pantas menjadi capres dan cawapres.
"Kami akan ikut komando Habib Rizieq," katanya.
Selain daftar bakal capres, PA 212 juga mengajukan daftar rekomendasi bakal cawapres. Dalam daftar yang berisi 9 nama tersebut, berturut-turut adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Yusril Ihza Mahendra, Anies Matta, Zulkifli Hasan, Eggi Sudjana, Ustaz Bachtiar Nasir, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.