Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana, tidak terlalu menanggapi sindiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menilai partainya tengah mencari panggung.
Hal ini berkaitan dengan sejumlah kejanggalan yang ditemukan PSI dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 milik Pemprov DKI.
Menurut William, apa yang dilakukannya dengan mengungkap kejanggalan tersebut justru sebuah bantuan terhadap Anies. Dia pun membantah tengah mencari sorotan masyarakat.
"Justru saya bantu pak Anies publish anggaran-anggaran itu. Kami enggak mencari sensasi, karena kami sudah bersurat ke Bappeda (Badan Perencana Pembangunan Daerah) awal Agustus dan sampai awal Oktober belum ada jawaban," ujar William di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Kamis (31/10).
Menurutnya, dalam surat pada Bappeda DKI, pihaknya meminta agar rancangan KUA-PPAS 2020 diunggah ke situs apbd.jakarta.go.id. Hanya saja, permintaan tersebut tak mendapat tanggapan hingga berbulan-bulan.
"Lalu pada 11 Oktober tiba-tiba ada, saya kira sudah direspons, enggak tahunya sorenya sudah enggak ada lagi," katanya.
William kemudian mengungkap sejumlah kejanggalan dalam rancangan KUA-PPAS tersebut. Di antaranya adalah anggaran pengadaan lem aibon senilai Rp82,8 miliar.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mengaku telah mengetahui adanya sejumlah kejanggalan dalam rancangan KUA-PPAS 2020. Hanya, kata Anies, dirinya tak mau cari panggung dengan membongkar persoalan ini kepada publik.
Anies pun menyebut pihak PSI yang membongkar kejanggalan tersebut, sengaja mencari perhatian masyarakat. Terlebih PSI merupakan partai baru yang berusaha merebut hati masyarakat.
"Sebelum mereka (PSI) ngomong, saya sudah ngomong. Saya sudah bicara, kita review. Bedanya, saya tidak manggung. Baru orang-orang baru, ini adalah kesempatan beratraksi. Kalau saya bukan, saya memperbaiki sistem, bukan mencari perhatian," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/10).