Densus 88 Antiteror menangkap 10 orang terduga teroris di Marauke, Papua, pada Jumat (28/5) dan Sabtu (29/5). Polri menyebut tiga lokasi telah disiapkan 10 terduga teroris tersebut. Sasarannya adalah anggota kepolisian dan masyarakat yang tengah beribadah.
"Yang bersangkutan itu merencanakan aksi teror di gereja daerah Merauke, Polres Merauke dan Satlantas Merauke," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Argo Yuwono di Jakarta, Selasa (1/6).
Dijelaskan Argo, 10 terduga teroris itu pun sudah melakukan pelatihan (idad) sebagai persiapan melakukan aksi amaliyah di tiga lokasi tersebut.
Densus 88 Antiteror, jelas Argo, juga menemukan barang bukti yang akan digunakan oleh mereka melakukan aksi amaliyah. Bahkan, ada cairan yang diduga merupakan bahan peledak pembuatan bom.
"Jadi, ada beberapa barang bukti yang ditemukan di sana, seperti senapan angin, sajam, dan jugag ada peralatan panah. Kemudian juga ada beberapa cairan yang masih dalam pendalaman kita temukan di sana," tuturnya.
Menurut Argo, para teroris ini memang sudah melakukan sumpah setia kepada kelompok teroris ISIS. Namun, mereka bukan masyarakat asli Merauke, melainkan pendatang yang sudah lama berdomisili di wilayah tersebut. "Mereka warga Jawa dan Sulawesi yang sudah lama tinggal di sana," ucap Argo.
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal, membenarkan penangkapan 10 orang tersebut itu meski tidak memerinci identitasnya. Seluruh terduga teroris yang ditangkap merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daullah (JAD).