Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purn Djoko Santoso meninggal dunia pada Minggu pagi sekitar pukul 06.30 WIB di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, karena stroke yang dideritanya.
Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen TNI dr Budi Sulistya ketika dikonfirmasi di Jakarta, Minggu, mengatakan, almarhum Djoko Santoso meninggal dunia karena stroke.
"Beliau (alm Djoko) dirawat sejak Sabtu (2/5) lalu karena mengalami stroke. Beliau meninggal bukan karena Covid-19, tetapi karena stroke berat yang dideritanya," kata Budi.
Budi pun enggan memaparkan lebih jauh apakah kematian Djoko Santoso itu terjadi usai operasi pendarahan otak.
"Beliau meninggal karena stroke berat," katanya lagi.
Jenazah Djoko Santoso telah berada di rumah duka yang berada di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur sebelum dimakamkan.
Sementara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto berduka cita atas meninggalnya mantan Panglima TNI yang juga mantan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Jenderal TNI Purn Djoko Santoso pada Minggu pagi.
"Prabowo berduka karena almarhum sudah puluhan tahun bersama pak Prabowo," kata Politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade ketika dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Tak hanya Prabowo yang merasa kehilangan atas sosok yang dinilai tegas itu, namun seluruh warga Indonesia termasuk kader Gerindra.
"Beliau sudah kami anggap sebagai orang tua di Partai Gerindra yang selalu menjadi panutan bagi kami semua," kata anggota DPR ini.
Andre mengaku belum mengetahui secara pasti apakah Prabowo Subianto yang juga menjabat Menteri Pertahanan itu akan melayat ke rumah duka atau tidak.
"Saya tidak tahu pasti. Tetapi, saya akan melayat ke rumah duka di Bambu Apus, Jakarta Timur," katanya.
Jenazah almarhum akan diberangkatkan dari rumah duka hari ini (10/5) pukul 13.00 Wib menuju pemakaman Sandiego Hills, Karawang Jawa Barat dan dilaksanakan upacara pemakaman secara militer sekitar pukul 14.00 Wib.
“Selain Kasad, akan hadir para pejabat teras TNI / TNI AD, para mantan Kasad, para purnawirawan Pati TNI, keluarga, kerabat dan sanak keluarga serta para pelayat di Rumah Duka untuk memberikan penghormatan terakhir dan mendoakan agar Almarhum Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso diterima disisi-Nya dan husnul khotimah”, ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Kolonel Inf Nefra Firdaus dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (10/5).
Suami dari Angky Retno Yudianti ini merupakan Panglima TNI ke-16 (28 Desember 2007 sampai dengan 28 September 2010).
"Sebelumnya, almarhum menjabat Kasad ke-24, sejak 18 Februari 2005 hingga 28 Desember 2007,"ujar Nefra
Pria sosok yang tegas dan perhatian terhadap para prajurit ini meninggalkan seorang istri, yaitu Angky Retno Yudianti dan dua anak, yaitu Andika Pandu Puragabaya dan
Ardhya Pratiwi Setiowati.
“Sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian almarhum Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, seluruh satuan jajaran TNI/TNI Angkatan Darat mulai hari ini mengibarkan bendera setengah tiang,” pungkas Nefra. (Ant)