close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala DLHK Banten, Husni Hasan. Alinea.id/Khaerul Anwar
icon caption
Kepala DLHK Banten, Husni Hasan. Alinea.id/Khaerul Anwar
Nasional
Jumat, 07 Februari 2020 20:52

DLHK Banten: 4.000 ha lahan TNGHS rusak

Aktivitas tambang emas liar diduga menjadi penyebabnya.
swipe

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menaksir 4.000 hektare lahan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) rusak. Imbas banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, awal 2020.

Kanan dan kiri tebing Sungai Ciberang pun terdampak. Kerusakan terlihat dari pemantauan via citra satelit oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebutanan (DLHK) Banten. 

"(Area) itu kita akan hijaukan. Untuk kestabilan tebing," ujar Kepala DLHK Banten, Husni Hasan, Jumat (7/2).

DLHK pun mencatat, sebanyak 140 titik di sekitar TNGHS rawan longsor. Pada bencana Januari lalu, terjadi di 50 lokasi.

Dia menambahkan, pihaknya segera mereboisasi lahan kritis. Usai masa gawat darurat bencana berakhir.

"Balai TNGHS yang menangani di daerah kawasan hutannya. Kita bergerak di luar kawasan. Masing-masing bergerak," tuturnya.

DLHK akan meminta bantuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam proses reboisasi. Di kawasan lereng bakal ditanami rumput akar wangi dan pohon keras.

Penyebab TNGHS Gundul
Husni menilai, aktivitas gurandil membuat hutan di TNGHS gundul. Mereka dituding menebang pohon dan dipakai di lubang tambang liar.

"Pohon itu digunakan lapisan dinding lubang. Tidak dijual. Biar tidak longsor," ucapnya.

DLHK bersama Satuan Tugas Penambang Emas Tanpa Izin (Satgas PETI) telah menutup puluhan tambang emas ilegal di TNGHS. Namun, cukong berhasil kabur dari Lebak. "Polisi sedang mengejar," katanya.

Pemprov Banten turut menyoroti peredaran dan pemakian merkuri dan sianida dalam pengolahan emas. Lantaran berbahaya bagi kesehatan warga.

img
Khaerul Anwar
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan