Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo, menyayangkan aksi vandalisme warga yang merusaki pos penyekatan di Suramadu sisi Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Jumat (18/6) dini hari. Padahal, keberadaan pos penyekatan dan petugas di lokasi bertujuan untuk mengendalikan Covid-19.
"Ini menjadi keprihatinan kita bersama, ya. Maka, kita sayangkan bahwa pos itu dibuat dalam rangka untuk screening, testing. Semuanya itu dalam rangka untuk mengendalikan Covid-19, yang diselamatkan kita bersama. Yang kita selamatkan adalah diri kita pribadi dan keluarga," katanya ketika dihubungi alinea.id, Jumat (18/6).
Rahmad mengatakan, laju penyebaran Covid-19 tidak dapat dikendalikan jika tanpa kerja sama semua pihak dari pemerintah, petugas, dan masyarakat. Apalagi, para petugas di lapangan menjadi pihak yang paling berisiko terpapar SARS-CoV-2 saat bertugas.
"Petugas yang men-testing itu menjadi garda terdepan. Risikonya paling menjadi depan untuk terpapar Covid-19. Begitu banyak yang di-testing bukan tanpa risiko tertular," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Dirinya melanjutkan, dampak ketidakdisiplinan warga berpotensi meningkatkan kasus Covid-19 di Tanah Air dan menyebabkan rumah sakit (RS) penuh. Oleh karena itu, upaya penyetop penularan Covid-19 membutuhkan kesabaran dan kerja kerja sama semua pihak.
"Kalau kita tidak menyelamatkan diri kita, siapa lagi? Pemerintah tidak bisa sendiri, petugas tidak bisa sendiri, ya, rakyatnya sendiri. Kalau masyarakat tidak bergandengan tangan, tidak bersama-sama mengendalikan Covid-19, tidak mengikuti aturan dan kebijakan yang diambil pemerintah daerah dalam rangka untuk penyekatan, testing, tracing, ya, semua akan menjadi sia-sia dan ledakan Covid akan menjadi besar," tuturnya.
Informasi warga merusak pos penyekatan di Suramadu beredar melalui sebuah video di media sosial bahkan sempat viral. Belum diketahui secara pasti apa penyebab warga nekat melakukan aksi tersebut.
Dalam tayangan video itu, tampak pengendara ricuh dengan petugas karena menolak di-swab antigen Covid-19. Mereka terlihat saling dorong dan para pengendara langsung merebut KTP yang dipegang petugas Linmas Kota Surabaya untuk pendataan dan swab antigen.
Sejumlah aparat TNI/Polri pun tampak mencoba menenangkan warga di lokasi. Di sisi lain, para tenaga kesehatan (nakes) juga terlihat kewalahan lantaran kericuhan tersebut.
Akibatnya, meja dan kursi tampak rusak hingga berjatuhan. Kemudian kertas yang digunakan sebagai surat keterangan swab berhamburan.