DPRD DKI memastikan setujui usulan penambahan anggaran untuk penanganan Covid-19 di Jakarta. Hal tersebut, memang harus dilakukan untuk menuntaskan coronavirus di ibu kota.
Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi menyatakan, dewan di Kebon Sirih menyepakati penambahan anggaran untuk membantu Pemprov DKI dalam menangani kasus Covid-19. "Kami siap menyetujui penambahan anggaran itu," kata Pras, saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (22/6).
Politikus PDIP itu menegaskan, Pemprov DKI harus secara serius dalam menangani kasus Covid-19, terlebih saat ini Gubernur DKI, Anies Baswedan, telah memperpanjang masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi dengan memberikan sejumlah kelonggaran aktivitas terutama terhadap sektor perekonomian.
"Saya banyak mendapat laporan bahwa penanganan pasien Covid-19, belum maksimal. Makanya, Komisi E DPRD DKI, telah rapat bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI. Saya bilang siap menyetujui penambahan anggaran penanganan Covid-19 ini," ujarnya.
Dengan kerja yang optimal, Pras sapaan karibnya, berharap pandemi Covid-19 di Jakarta dapat berakhir di akhir 2020. Setelah itu, dia mendorong Pemprov DKI untuk memulihkan perekonomian dan kembali lagi melakukan pembenahan masalah-masalah utama yang dialami ibu kota.
"Saya kira semua tahu, masalah utama Jakarta apa sih, cuma macet dan banjir. Nah, ini harus difokuskan lagi di tahun 2021. Saya minta untuk dua masalah ini serius. Coba lihat saudara-saudara kita yang terdampak rob kemarin di Jakarta Utara, kasihan kan," ungkapnya.
DPRD DKI, menurut Pras, siap untuk bersinergi dengan Pemprov DKI. Dia menginginkan, adanya komunikasi dan koordinasi yang ideal antara eksekutif dan legislatif.
"Saya kira itu. HUT kali ini Jakarta, harus bangkit dan tangguh, apa yang kurang harus diperbaiki bersama. Insyaallah, kita bisa melalui ujian ini dengan sebaik-baiknya," tutup Pras.
Lebih jauh, Pras menegaskan bahwa tepat dihari kelahirannya saat ini yaitu pada HUT DKI yang ke 493 tahun, Jakarta harus kembali bangkit terutama dari wabah pandemi Covid-19.
Dia mengungkapkan, selama masa pendemi masyakarat di Jakarta mengalami berbagai kesulitan terutama kesulitan masalah ekonomi. Hal itu akibat berhentinya aktivitas kegiatan di luar rumah.
"Hingga akhirnya banyak perusahaan yang terpaksa memutuskan hubungan kerja (PHK) dengan karyawannya," ujarnya. "Kami bisa lihat sekarang perdagangan perlahan mulai pulih, lokasi pariwisata sudah mulai dibuka. Dengan protokol kesehatan yang ketat saya berharap seluruh kegiatan ini bisa dimulai lagi. Jakarta harus bangkit di usianya yang ke-493," tandasnya.