close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah warga antre sembako di gedung Baznas Kabupaten Bogor Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (20/4)/Foto Antara/Yulius Satria Wijaya.
icon caption
Sejumlah warga antre sembako di gedung Baznas Kabupaten Bogor Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (20/4)/Foto Antara/Yulius Satria Wijaya.
Nasional
Selasa, 05 Mei 2020 22:02

Dua bupati terlibat adu mulut soal bansos Covid-19

Bupati Lumajang mengkritik Bupati Boltim soal bansos Covid-19
swipe

Bupati Lumajang, Jawa Timur, Thoriqul Haq alias Cak Thoriq terlibat adu mulut dengan Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sehan Salim Landjar alias Wan Sehan terkait bantuan sosial (bansos) Covid-19.

Melalui video yang kini viral di media sosial itu, Cak Thoriq mengaku kecewa lantaran Wan Sehan mengkritik menteri ihwal bansos Covid-19.

"Saya tentu kecewa bila ada seorang bupati menyatakan menteri bodoh, kalau tak salah Bupati Bolaang Mongondow Timur," ujar Cak Thoriq dalam video itu, terpantau Selasa (5/5/2020).

Menurutnya, semua kepala daerah termasuk menteri bekerja keras menangani pandemi Covid-19. "Menteri di semua kementerian sudah melakukan hal yang terbaik. Melakukan pendataan tambahan, melakukan alokasi anggaran tambahan, melakukan alokasi tambahan yang bisa langsung turun ke bawah ke masyarakat," ujar Bupati Lumajang dengan nada tinggi.    

Cak Thoriq menegaskan, kalau ada bupati menyatakan menteri bodoh jangan-jangan yang bersangkutan tidak bisa mengurus daerahnya.

"Jangan-jangan dia tak bisa ngurus wilayahnya. Saya bertimakasih kepada para menteri yang melakukan langkah-langkah terbaik," bebernya.

Dia meyakini pasti ada kekurangan dalam kebijakan tersebut. "Siapa yang menyelesaikan, ya bupati," ujar Thoriq saat memantau pembagian bantuan langsung tunai, di Desa Denok.

Menjawab kritik Bupati Lumajang itu, Wan Sehan meminta Cak Thoriq mengurus rakyatnya sendiri. "Perlu diingat Bupati Lumajang anda cuma ngasih lima kilo (beras), saya kasih 15 kilo dan beras premium," ujar Sehan dalam video yang diupload di akun youtube Chaca.tv itu.

“Anda cuma kasih lima kilo sudah rasa gede, saya minimal 15 kilo dan itu beras premium” imbuhnya.

Dalam video itu, Wan Sehan menegaskan tidak memotong gaji PNS yang dinilai merupakan hak keluarganya, bahkan mereka yang tergolong lansia, laki-laki dan perempuan, mendapat beras, mie dan uang Rp2 juta rupiah

"JHT namanya perempuan 65 tahun ke atas, laki-laki 70 tahun ke atas ini sudah tahun ke-empat dikasih JHT, saya stimulus lagi dengan beras 10 kilo begitu, jadi pesan saya buat Bupati Lumajang urus saja itu rakyatmu” pungkasnya.

Sebelumnya, Sehan memprotes mekanisme penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) terhadap warga terdampak Covid-19 yang dinilai menyulitkan warga.

"BLT-nya kapan? Masih mau buka-buka rekening inilah, kriteria macam-macam lah. Negeri udah mau bangkrut, menteri-menteri masih pada ngeyel semua," kata Sehan.

 

 

img
Fathor Rasi
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan