Duta Besar Republik Rakyat China (Dubes RRC) untuk Indonesia, Xiao Qian, menyatakan, Laut Natuna merupakan milik Indonesia. Negaranya pun tak pernah memperdebatkannya.
"Natuna adalah milik Indonesia. China tidak pernah mempermasalahkan itu. China juga memiliki teritorial sendiri dan Indonesia pun tidak pernah mempermasalahkan itu," ujarnya usai menemui pimpinan MPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (24/1).
Tensi diplomatik antara "Negeri Tirai Bambu" dan Indonesia belakangan memanas. Pangkalnya, nelayan China menangkap ikan di perairan Natuna utara, Kepulauan Riau. Bahkan, dikawal penjaga pantai (coast guard).
Pemerintah meresponsnya dengan menyiagakan beberapa kapal perang RI (KRI) di sana. Juga melayangkan nota protes ke RRC. Bahkan, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) mewacanakan pengerahan nelayan ke Natuna.
Qian memandang, polemik Natuna mencuat karena perbedaan perspektif dalam melihat teritorial dan lumrah. Kendati begitu, dia menegaskan, masalah ini takkan mengganggu hubungan bilateral China-Indonesia.
"Bahkan di antara persaudaraan, kita punya pandangan berbeda terhadap suatu isu tertentu. Tapi, antara Indonesia dengan China, tetap dapat berteman baik. Kita tetap dapat membicarakan ini secara baik-baik," tuturnya.
Pernyataan itu digenapi Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan. Dirinya menerangkan, China telah menandatangani dan meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS) 1982. Salah satu isinya, Laut Natuna bagian dari teritorial Indonesia.
Dia menambahkan, nelayan China tak bermaksud beraktivitas di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Kehadirannya di Natuna karena ada masalah cuaca di utara Laut China.
Suhu di utara Laut China sedang dingin. Sehingga, nelayan takbisa melaut di sana. Dus, menangkap ikan dengan berpindah-pindah. Termasuk memasuki wilayah ZEE Indonesia.
Politikus Partai Demokrat ini pun sesumbar, sengketa Natuna takkan mengganggu relasi China dan Indonesia. Juga diharapkan menyelesaikan persoalan lewat jalur diplomatik.
"Apalagi, nanti, Menteri Luar Negeri China (Wang Yi) akan ke Indonesia. Akan menemui pejabat-pejabat penting di Indonesia. Termasuk Menko Polhukam. Dan dia percaya, bahwa hubungan Indonesia dan China akan lebih bagus lagi," tutup Syarief.