Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tengah menyelesaikan proses research and development (RnD) untuk Vaksin Merah Putih. Saat ini vaksin produksi anak bangsa itu bersiap masuk ke tahap uji klinik oleh PT Bio Farma.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, vaksin Merah Putih tersebut memiliki tingkat efikasi hingga 85%, lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat efikasi vaksin lainnya yang rata-rata hanya 65%.
"Dari pengujian awal yang kita lakukan dengan modelling Mencit dengan diberikan molekul vaksin yang serupa dengan yang sedang kita kembangkan itu, kalau kita pakai ukuran zero konversi. Artinya tadinya enggak ada antibodi, menjadi ada antibodi dan respons luar biasa besar kalau konversi ke manusia. Mungkin (efikasi) sekitar 75%-85% kita harapkan bisa tercapai," kata Amin dalam video conference, Jumat (21/5).
Dengan tingkat efikasi setinggi itu, lanjutnya, vaksin Merah Putih berpeluang lebih ampuh dalam menghadapi berbagai varian baru dari virus Covid-19, yang mulai melanda berbagai dunia dan termasuk Indonesia.
"Ada pengalaman di Afrika Selatan, beberapa vaksin mengalami penurunan efikasi bisa sampai 20%, tetapi belum sampai sebabkan efikasi di bawah 50%. Jadi WHO katakan vaksin yang ada saat ini masih bisa dipakai," ujarnya.
Namun demikian, kata dia, secara periodik vaksin harus tetap diperbarui dengan mempertimbangkan mutasi gen dan sirkulasi virus yang ada di dunia, untuk menjaga efektivitasnya.
"Itu terjadi pada virus influenza setiap dua hingga tiga tahun sekali harus diganti vaksinnya sesuai virus yang bersirkulasi," tuturnya.