Fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif mengancam ketahanan pangan nasional. Pangkalnya, lahan pertanian, terutama tadah hujan, berisiko mengalami kekeringan sehingga berpotensi terjadinya gagal panen.
"Lahan pertanian berisiko mengalami puso alias gagal panen akibat kekurangan pasokan air saat fase pertumbuhan tanaman," ucap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dalam keterangannya, Senin (24/7).
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya dan pemerintah daerah (pemda) menggencarkan operasi pasar. Ini perlu dilakukan untuk memastikan kesediaan pangan dengan harga murah saat kekeringan berlangsung.
"Saya telah memerintahkan kepada BUMN, juga kepada gubernur, seluruh gubernur, bupati, dan wali kota untuk memperbanyak pasar-pasar murah di daerah, sebanyak-banyaknya," tuturnya usai meninjau pasar rakyat di Lapangan Rampal, Kota Malang, Jawa Timur, pada Senin (24/7).
Jokowi juga mneginstruksikan agar jajarannya memiliki anggaran untuk meningkatkan jumlah pemberian bantuan sembako bagi masyarakat yang membutuhkan.
Ia melanjutkan, El Nino adalah fenomena iklim yang tidak bisa diprediksi. Karenanya, dibutuhkan langkah-langkah pencegahan terhadap dampak yang akan ditimbulkan.
"Kita berharap kita bisa mendahului agar apabila nanti El Nino datang, masyarakat tidak kaget karena memang panasnya bisa mengganggu kesehatan. Yang kedua, pangan juga bisa terganggu kalau betul terjadi," tuturnya, menukil situs web Sekretariat Presiden (Setpres).
Eks Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, beberapa negara telah mengalami dampak El Nino, seperti India dan Vietnam. Akibatnya, kedua negara tersebut menyetop kebijakan ekspor beras.
"Kita tidak berharap kejadian itu terjadi di negara kita. Sehingga, semuanya memang harus dipersiapkan," ujarnya.