Terdakwa kasus penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet dalam kondisi emosional tidak stabil. Itu terjadi saat Ratna menyikapi suatu permasalahan. Hal itu disampaikan oleh staf pribadi Ratna Sarumpaet, Nur Cahaya Nainggolan, ketika bersaksi dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (7/5).
Menurut Nur, Ratna bahkan kerap mengancam hendak mengakhiri hidup saat berada dalam keadaan stres. Dalam keadaan banyak masalah, Ratna juga kerap kali tidak dapat mengontrol emosi.
"Dia enggak stabil, kalau lagi ngobrol-ngobrol kakak (Ratna) suka bilang mau bunuh diri. Masalahnya berbeda-beda," kata Nur dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (7/5).
Menurut Nur, Ratna sudah cukup lama mengalami kondisi ini, jauh sebelum menyebarkan informasi bohong yang membuat aktivis hak asasi manusia ini menjadi pesakitan. Meski demikian, Ratna akan meminta maaf jika kondisinya sudah lebih tenang.
"Kalau nanti sudah tenang, dia nyamperin, dia peluk kita. Dia emang suka begitu. Habis marah, kalau udah tenang, peluk, minta maaf," kata Nur menuturkan.
Untuk mengatasi masalah itu, Ratna kerap mengonsumsi obat penenang. Upaya ini diduga dilakukan Ratna untuk menangkal rasa cemas berlebih yang dirasakan saat menghadapi persoalan.
"Saya tahu nota belanjanya, bon-bon beliau, ada ke dokter dokter, dia rutin membeli obat antidepresi (obat penenang) atas resep Dokter Pidi (Dokter kejiwaan)," ujar Nur.
Keterangan Nur ini memperkuat informasi seputar keadaan mental Ratna. Sebelumnya, Ahmad Rubangi yang menjadi sopir pribadi Ratna, juga mengatakan hal serupa. Itu disampaikan Rubangi saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan Ratna Sarumpaet pada 2 April 2019 lalu.
Ahmad Rubangi mengaku pernah diminta Ratna untuk mengantar dan menebus obat depresi di rumah sakit. Menurut dia, Ratna sudah mengonsumsi obat antidepresi sejak 2016.