close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sepasang wisatawan asing mencari informasi tentang destinasi wisata NTB saat tiba di Lombok International Airport (LIA) di Praya, Lombok Tengah, NTB./AntaraFoto
icon caption
Sepasang wisatawan asing mencari informasi tentang destinasi wisata NTB saat tiba di Lombok International Airport (LIA) di Praya, Lombok Tengah, NTB./AntaraFoto
Nasional
Senin, 14 Mei 2018 16:50

Empat negara larang warganya berkunjung ke Indonesia

Negara yang telah mengeluarkan travel warning itu diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Hongkong, dan Australia.
swipe

Aksi terorisme yang terjadi bertubi-tubi sejak sepekan ini, berdampak pada sektor pariwisata di Indonesia. Beberapa negara telah memberikan travel warning kepada masyarakatnya untuk tidak berkunjung ke Indonesia untuk beberapa saat ini. 

Ketua Umum Asosiasi Agen Tour Travel Indonesia (ASITA) Asnawi Bahar menjelaskan, negara yang telah mengeluarkan travel warning itu diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Hongkong, dan Australia. Meskipun demikian, Asnawi belum bisa merinci berapa banyak calon wisatawan yang membatalkan perjalanannya ke Indonesia. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Maret 2018, wisatawan dari Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 88 ribu, Inggris sebanyak 82,6 ribu, Hongkong sebanyak 21,6 ribu dan Australia sebanyak 278 ribu.

"Itu akan mempengaruhi keinginan wisatawan untuk membatalkan perjalanan ke Indonesia. Data pembatalan itu sedang kita data," ujar Asnawi saat dihubungi alinea.id, Senin (14/5) melalui telepon. 

Untuk itu, diplomasi pariwisata sudah harus dilakukan pemerintah Indoneisa kepada pemerintah negara lain. Pemerintah harus bisa menjelaskan dan menjamin kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi. 

Juga pentingnya memberikan pesan positif kepada luar negeri. Salah satunya dengan mengirimkan video tempat pariwisata di Indonesia, khususnya yang berada di Jawa Timur seperti Bromo, Batu Malang, Banyuwangi, dan sebagainya. Pesan yang ditampilkan adalah tempat wisata di Indonesia masih aman. 

"Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata harus proaktif untuk menjelaskan, ini harus government to government. Harus meyakinkan negara-negara sahabat itu untuk mencabut travel warningnya," jelas Asnawi. 

Jika tidak dilakukan segera, maka akan berdampak bukan hanya dari berkurangnya jumlah wisatawan mancanegara saja. Tetapi juga dari sisi investasi sektor pariwisata yang diperkirakan bisa berhenti. 

Selain itu, pemerintah perlu melakukan diplomasi pariwisata dengan melakukan pendekatan tertentu. Sebagai upaya kalau Indonesia menjamin bisa mengungkapkan kasus itu dengan cepat dan tidak terjadi lagi. 

Proses recovery untuk mengembalikan kepercayaan wisman memang akan butuh waktu. Setidaknya sekitar 3-6 bulan. "Kita berharap bisa lebih cepat," ujar Asnawi. 

Asnawi pun berharap aksi terorisme ini tidak menyurutkan peserta ASEAN Games dan pertemuan tahunanan IMF-World Bank di Bali yang akan diselenggarakan di Indonesia pada Agustus dan Oktober 2018. 

 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan