Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, sesumbar bakal memburu setiap pelaku yang merusak stabilitas pasokan dan harga pangan. Oleh karena itu, kasus-kasus yang ditemukan akan diselesaikan secara hukum oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan.
"Kita libatkan semua. Satgas, pemda (pemerintah daerah), masyarakat untuk mulai mendorong supaya harga pangan bisa dijaga," ujarnya dalam keterangannya, Rabu (4/10).
Lebih jauh, Erick berpendapat, kebijakan impor beras harus mempertimbangkan produksi dalam negeri. Namun, celah tersebut kerap dimanfaatkan oknum untuk mencari keuntungan.
"Jadi, saya terus mendorong impor dan produksi harus satu data, tidak boleh beda data. Kasihan rakyat, kasihan petani kalau 'pemainnya' begitu-begitu saja, selalu cari uang cepat. Nah, ini harus diberantas. Sudah waktunya kita berantas mereka," tuturnya.
"Percuma ada satgas. Kita sudah mendorong sama-sama. Wasit aja ketangkep, apalagi penimbunan beras," lanjutnya.
Di sisi lain, Erick memastikan stok beras aman mengingat Perum Bulog menyiapkan 1,7 juta ton beras untuk Oktober dan 2 juta ton beras pada November. Pemerintah juga menggelontorkan bantuan pangan senilai Rp8 triliun kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
"Jumlahnya besar. Mungkin diperpanjang nanti Desember dan Januari. Inilah solusi yang diberikan, bukan hanya bicara-bicara," kata Erick.