Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyampaikan, Indonesia memerlukan hunian terutama bagi kaum milenial. Ini karena jumlah penduduk Indonesia didominasi usia produktif dan menjadi salah satu upaya mengatasi kemacetan. Oleh karena itu pemerintah menyiapkan hunian yang terintegrasi dengan transportasi umum.
Berdasarkan data yang disampaikan Erick, total penduduk Indonesia di perkotaan saat ini mencapai 56,7%, sedangkan untuk di pedesaan sebanyak 43,3%. Inilah yang menjadi penyebab wilayah perkotaan semakin padat, juga menjadi tantangan pemerintah dalam menyediakan transportasi dan hunian bagi masyarakat.
Selain itu, jumlah penduduk milenial Indonesia disampaikan Erick juga mencapai 58% dari total jumlah penduduk. Persentase tersebut setara dengan 81 juta generasi milenial dengan status yang berbeda-beda. Berdasarkan data dari Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jumlah generasi milenial tersebut belum mendapatkan fasilitas rumah.
"Kami dengan Kementerian PUPR berinisiasi untuk mengoordinasikan seluruh BUMN yang hadir hari ini, seperti Perumnas, BTN, PLN, BUMN Karya (PT PP, Adhi Karya, dan lain-lain), serta KAI yang mempunyai lahan seperti kawasan hari ini, di mana ini juga menjadi promosi dari Pak Basuki (Menteri PUPR) waktu peluncuran 2021. Promosinya, 'beli hunian mendapat kereta' dan inilah bagaimana kita ingin memastikan bahwa masalah hunian yang disinergikan dengan transportasi umum bisa menjadi solusi untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi sehingga kemacetan bisa berkurang,” ujar Erick dalam keterangannya, Kamis (13/4).
Hunian Milenial ini merupakan hasil sinergi BUMN. Perumnas sebagai Developer yang memimpin inisiatif ini, PT KAI group memiliki tanah dan mengoperasikan stasiun KRL, PT Pembangunan Perumahan sebagai kontraktor pelaksana proyek, Bank BTN yang memfasilitasi pembiayaan kredit perumahan, dan Icon+ PLN menyediakan jaringan internet.
Hunian Transit Oriented Development (TOD) ini memberikan one stop solution atas berbagai permasalahan dari backlog hunian, kepemilikan hunian oleh milenial, kemacetan hingga gerak perekonomian masyarakat.
Hunian Milenial yang diusung Perumnas dengan sinergi antar BUMN ini menghadirkan hunian milenial yang terjangkau, terhubung dengan akses transportasi sehingga memudahkan mobilisasi, dengan konsep hunian yang sesuai gaya hidup milenial, dengan persyaratan dan angsuran KPR yang lebih mudah.
Menurut Erick, Hunian Milenial berhasil diminati generasi milenial, karena terbukti di Hunian Samesta Mahata Margonda dari total keseluruhan 940 unit, sebanyak 41% merupakan dari milenial, 20% dari masyarakat berpenghasilan rendah.
"Kita sudah selesaikan 7 lokasi dengan total pendanaan Rp5 Triliun, di mana total unit ini 8348 dan Alhamdulillah tingkat ke-lakuannya di atas 65% dan 41% adalah millenials yang membeli tempat ini. Hunian ini sudah ada di Depok, Jakarta, Tangerang selatan, Bogor dan Karawang. Untuk Samesta Mahata Margonda total unit 940 unit, tingkat kelakuannya cukup tinggi 78% karena ini dekat dengan UI dan fasilitas pendukung lainnya seperti Mall, Rumah Sakit, dan lain-lain,” jelas Erick.
Erick menambahkan, dengan dukungan dari Presiden Joko Widodo dalam Peresmian hari ini, proyek Hunian Milenial diharapkan dapat ditingkatkan di berbagai kota ke depan.
“Oleh karena itu, PT KAI juga akan paparan dengan saya dan para Wamen BUMN mengenai di mana titik-titik berikutnya yang ada di luar Jakarta yang bisa dibangun lagi Hunian Milenial terintegrasi. Mohon arahan Bapak Presiden kepada kami,” tutur Erick.