Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember dan Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, kembali terdampak abu erupsi Gunung Agung, Bali, sehingga kedua bandara tersebut ditutup pada Selasa hingga pukul 15.00 WIB.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Notohadinegoro Edy Purnomo, menerima notice to airmen (Notam) dari Kantor Direktorat Navigasi Penerbangan untuk penutupan Bandara Notohadinegoro.
"Penutupan Bandara Notohadinegoro hari ini hingga 10.00 WIB, namun kemudian diperpanjang hingga pukul 15.00 WIB," kata dia dilansir Antara, Selasa (3/7).
Menurut dia, hujan abu vulkanik Gunung Agung tersebut sempat mengguyur di sekitar Bandara Notohadinegoro Jember, sehingga terlihat sejumlah kaca mobil yang diparkir di area bandara dipenuhi abu.
"Pihak Bandara Notohadinegoro masih menunggu perkembangan, apakah penutupan bandara tersebut akan diperpanjang hingga keesokan harinya atau tidak terkait dengan perkembangan terbaru aktivitas Gunung Agung," tuturnya.
Dia menjelaskan penutupan bandara hingga sore hari tersebut menyebabkan dua pesawat komersial batal beroperasi di Bandara Notohadinegoro Jember yakni Garuda Indonesia dan Wings Air dengan rute Jember-Surabaya PP.
Sementara Asisten Manajemen of Maintenance Facility Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Banyuwangi Andry Lesmana mengatakan penutupan Bandara Banyuwangi pada Selasa hingga pukul 09.00 WIB dan diperpanjang lagi.
"Kami mendapat informasi terbaru bahwa penutupan Bandara Banyuwangi diperpanjang hingga pukul 15.00 WIB sesuai Notam C7024/18 sebagai dampak erupsi Gunung Agung," tuturnya.
Perpanjangan penutupan kedua bandara tersebut dilakukan setelah melihat perkembangan sebaran abu vulkanik dan arah angin karena observasi dilakukan secara terus menerus dengan sejumlah pihak penerbangan yang berkompeten.
Bandara Ngurah Rai
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, hingga saat ini masih beroperasi normal pascaerupsi strombolian Gunung Agung.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim memastikan operasional Bandara Bali masih normal lantaran abu vulkanik tidak mengarah ke bandara. Gunung Agung melontarkan lava pijar keluar kawah sejauh sekitar dua kilometer pada Senin (2/7) pukul 21.04 WITA.
"Aktivitas penerbangan di bandara masih aman karena abu vulkanik mengarah ke barat," ujarnya.
Sebelumnya sejak Senin (2/7) pagi hingga sore hari, Gunung Agung mengalami beberapa kali erupsi kecil dengan tinggi abu vulkanik sekitar 1.000 meter hingga 2.000 meter.
Gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu kemudian mengalami erupsi dengan suara ledakan keras disertai dengan lontaran lava pijar atau erupsi strombolian. Lontaran lava pijar itu kemudian menyebabkan sebagian area hutan di sekitar kawah terbakar.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melaporkan ketinggian kolom abu mencapai sekitar 2 kilometer dan teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 kilometer.
Baca juga: Breaking news Gunung Agung erupsi keluarkan lava pijar