Bareskrim Polri menggunakan sandi "Escobar" dalam membongkar jaringan bandar narkoba kelas kakap, Fredy Pratama. Pelaku didteksi berada di Thailand.
"Ya, ini nama operasinya sandi 'Escobar', sandi operasi Escobar. Bukan dia [bernama] Escobar. Dia [namanya] biasa saja," kata Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa, di Lapangan Bhayangkara Polri, Jakarta, pada Selasa (12/9).
Operasi menggunakan nama Escobar merujuk nama gembong narkoba Kolombia, Pablo Escobar. Pada puncak kariernya, ia diperkirakan menyuplai 80% dari total kokain yang diselundupkan ke Amerika Serikat (AS) hingga mengantongi pendapatan US$21,9 miliar setahun.
Escobar kerap dijuluki "Raja Kokain" karena termasuk kriminal terkaya dalam sejarah. Kekayaan bersihnya diperkirakan US$30 miliar pada awal 1990-an.
Escobar meninggal dunia karena ditembak dan dibunuh Polisi Nasional Kolombia di kampung halamannya. Sekitar sehari setelah ulang tahun ke-44.
"Ini sandinya. Ini yang terbesar yang diungkap [Bareskrim Polri]," ungkap Mukti.
Ia melanjutkan, Fredy Pratama menjalankan bisnis narkobanya sejak 2009. Dalam kurun waktu 2020-2023, ada sebanyak 408 laporan polisi dengan 884 tersangka yang sudah ditangkap. Seluruhnya terkait jaringan narkoba Fredy Pratama.
Fredy Pratama diduga telah melakukan operasi plastik untuk mengubah bentuk wajahnya sehingga tidak terdeteksi aparat. Namun, Polri tidak bisa memastikannya.
"Ya, ada kemungkinan dia mengubah wajah, muka, ya. Ya, mau operasi plastik, kita enggak tahu. Dia mengubah identitas diri," tuturnya.
Diketahui, Bareskrim Polri membongkar jaringan narkoba Fredy Pratama. Asetnya mencapai Rp10,5 triliun.