Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan belum ada warganya yang masuk dalam 69 warga negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK) pesiar Diamond Princess yang dievakuasi pemerintah. Ini merujuk data pemerintah pusat.
"Jadi, per hari ini (Senin, 2/3), belum ada rilis data dari pemerintah pusat. Jadi, fokus pada proses pemulangan dulu," katanya usai memantau kedatangan 69 WNI ABK Diamond Princess di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, beberapa saat lalu.
Kang Emil, sapaannya, menduga, pemerintah akan mendata asal 69 WNI tersebut setelah tiba di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pulau Sebaru adalah lokasi karantina.
"Nanti, mereka mendarat di Pulau Sebaru. Baru akan teridentifikasi. Dari mana saja daerahnya. Kalau ada dari Jabar, tentunya kita akan memberikan atensi lebih," tuturnya.
Dirinya menambahkan, sementara hanya membantu dan memfasilitasi proses pengamanan dan pemulangan ke-69 WNI di Bandara Kertajati. Kemudian dibawa ke Pelabuhan PLN, Kabupaten Indramayu, Jabar.
Pemerintah pusat mengevakuasi 69 dari 78 WNI ABK Diamond Princess dari Yokohama, Jepang, pada Minggu, pukul 12.10 waktu setempat. Lantaran negatif coronavirus dan telah pulih. Proses pemulangan bertolak dari Bandara Haneda. Menggunakan Airbus-330 milik Garuda Indonesia.
Sebanyak enam WNI lainnya, masih positif coronavirus jenis baru (Covid-19). Sisanya, memilih bertahan di Diamond Princess dan melanjutkan pelayaran.
Pukul 23.03, mereka tiba di Tanah Air. Kemudian disemprot disinfektan. Lalu, dipindahkan ke Pelabuhan Indramayu. Memakai lima bus Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
Observasi di Pulau Sebaru dijadwalkan berlangsung selama dua pekan. Dipastikan terpisah dengan titik karantina terhadap kru kapal pesiar Dream World. (Ant)