Pendiri Bang Japar yang juga anggota DPD RI, Fahira Idris, menjawab tudingan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Dewi Tanjung, terkait insiden pelemparan botol oleh massa Bang Japar kepada kelompok demonstran yang minta Anies Baswedan mundur sebagai Gubernur Jakarta.
Menurut Fahira, tudingan yang dilontarkan Dewi Tanjung keliru. Pelemparan botol yang terjadi pada aksi demo Selasa, 14 Januari 2020 itu bukan massa dari Bang Japar. “Saya tidak tahu karena bukan anggota saya,” kata Fahira saat dihubungi di Jakarta, Jum'at (17/1).
Menurut Fahira, dirinya meragukan tuduhan adanya pelemparan botol yang dilakukan oleh massa Bang Japar. Pasalnya, saat kejadian massa Bang Japar berada pada posisi tidak berada di luar Balai Kota Pemprov DKI, melainkan ada di dalam mengamankan Balai Kota. “Ini harus dibuktikan. Tidak bisa asal tuduh,” ucap Fahira.
Fahira memastikan, kalaupun ada pelemparan botol terhadap massa aksi dari pihak Dewi Tanjung, itu tidak dilakukan oleh massa Bang Japar. Fahira menduga, lemparan botol itu dari pendukung Anies Baswedan yang lain.
"Jika Dewi Tanjung ketemu orang di luar pagar itu berarti bukan dari Bang Japar. Di sana memang banyak simpatisan Anies yang lain," kata dia.
Fahira mengungkap, simpatisan pendukung Anies saat aksi demo pada Selasa (14/1) tidak hanya dari Bang Japar. Dia menuturkan, masih banyak simpatisan dari kelompok lain, seperti FORKABI, Bamus Betawi, Brigade Jawara Betawi 411, GL Pro, Brigade 08 dan simpatisan dari kalangan emak-emak.
"Kita bagian dari yang menjaga. Bukan melakukan anarkisme," katanya.
Selain itu, Fahira menambahkan, Dewi Tanjung juga keliru menyebut Bang Japar sebagai pihak yang memobilisai massa pendukung Anies. "Posisi anggota saya hanya 300 orang. Itu semua ada di dalam pagar Balai Kota. Kami sepakat dengan Kesbangpol dan Pemprov bahwa kami menjaga Balai Kota," kata dia.