Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Prof Asep Saefuddin menyatakan kondisi mahasiswanya yakni Faisal Amir dalam kondisi stabil.
Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (25/9), dia menyebut, kondisi Faisal Amir membaik setelah mendapat penanganan medis secara maksimal di RS Pelni, Jakarta.
"Kami mengajak kepada seluruh Civitas Akademika Universitas Al Azhar Indonesia dan masyarakat untuk mendoakan agar Faisal Amir segera pulih dan sehat kembali seperti sedia kala," ujar Asep.
Sebelumnya diberitakan seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Al Azhar yakni Faisal Amir (21) kritis setelah mengalami luka serius saat aksi demonstrasi yang berlangsung pada Selasa (24/9).
Faisal saat ini dirawat di RS Pelni, Petamburan, Jakarta. Faisal mengalami pendarahan di otak dan retak tulang di bagian kepalanya. Faisal juga mengalami patah di bahu kanan, memar di bagian dada, tangan, dan lengan kanannya.
90 mahasiswa dirawat di RSPP
Sementara itu, sebanyak 90 mahasiswa yang menjadi korban luka dalam unjuk rasa di DPR sepanjang Selasa (24/9) dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Menurut Direktur RSPP Kurniawan Iskandarsyah, seluruh korban yang datang disebabkan gas air mata dan trauma benda tumpul.
Dari 90 pasien, sekitar 74 pasien masuk kategori hijau, yaitu kondisinya cukup stabil dengan kesadaran penuh. "Pasien tersebut kami observasi beberapa saat dan langsung bisa dipulangkan," kata Kurniawan, di RSPP, Jakarta, Rabu.
Lalu, sebanyak 14 orang masuk kategori kuning yang dalam hal ini membutuhkan observasi, sedangkan dua sisanya masuk kategori merah yang harus diobservasi secara ketat. Total mahasiswa yang harus menjalani rawat inap di RSPP sebanyak tiga orang, di mana salah satunya menderita trauma benturan benda tumpul yang menyebabkan kompresi tulang kepala.
"Dari 90 pasien, tiga di antaranya kami rawat. Satu trauma tumpul, karena kompresi tulang kepala di daerah parietal kanan yang menyebabkan pendaraahan intracranial. Saat ini pasien dirawat di ICU, kondisi stabil, penanganan saat ini masih kita lakukan dengan konservatif therapy," ucapnya.
Tiga mahasiswa yang mengalami trauma tumpul di kepala tersebut juga mendapatkan jahitan, mengalami muntah, serta dehidrasi karena efek gas air mata.
Sejak Selasa (24/9) pukul 16.30 WIB pihak rumah sakit melalui Unit Gawat Darurat (UGD) menerima korban demonstrasi. Menurut Kurniawan, RSPP terakhir menerima pasien sekitar pukul 01.00 dini hari. Dia memastikan, korban merupakan mahasiswa.
"Pada saat itu, Selasa (24/9) masuk korban sekira tiga orang pukul 16.30 WIB, lalu pukul 17.00-18.00 terus berdatangan sampai 20-30 korban, terakhir pukul 01.00 WIB dan totalnya ada sekitar 90 pasien," kata Kurniawan.
Ribuan mahasiswa dan masyarakat sipil berunjuk rasa di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa. Pada kesempatan itu, massa menyampaikan aspirasinya untuk menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), pengesahan revisi Undang-Undang No.30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK), dan rancangan serta revisi UU lainnya yang dianggap bermasalah.
Demonstrasi berujung chaos lantaran sampai pukul 16.00 WIB tak seorang pun pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menemui massa.
Kerusuhan masih berlangsung hingga dini hari. Dari pantauan Alinea.id, hingga dini hari pukul 00.05 WIB, Kamis (25/9) masih terjadi bentrokan antara massa tidak dikenal dengan pihak kepolisian, di Stasiun Palmerah. (Ant)