close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo/Foto Dok. Humas Pemprov Jateng.
icon caption
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo/Foto Dok. Humas Pemprov Jateng.
Nasional
Rabu, 16 Juni 2021 16:23

Ganjar akui SDM penanganan Covid-19 kurang, sempat ada gesekan

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo curhat pontang-panting tangani Covid-19 di wilayahnya.
swipe

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengungkapkan, sumber daya manusia (SDM) dalam penanganan Covid-19 masih kurang. Bahkan, setelah diberikan bantuan SDM dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), TNI-Polri, hingga berbagai perguruan tinggi di Jateng.

Selain itu, rumah sakit di Jepara, Pati, Wonogiri, dan Klaten dipaksa menambah tempat tidur intensive care unit (ICU). “Banyak sekali politisi, kepala daerah, takut ,lho kok ini Jawa Tengah tinggi sekali (kasus Covid-19), Kudus tinggi sekali, Demak, Jepara tinggi sekali, merasa tidak perform (kinerja bagus). Tidak, ini urusan kesehatan, semakin banyak tahu rakyat kita terkena, otak kita berputar bagaimana melayani mereka, agar tidak terpapar atau meninggal,” ucapnya dalam diskusi virtual, Rabu (16/6).

Ia pun mengaku sempat terlibat gesekan dengan masyarakat di Kudus saat ingin memindahkan pasien Covid-19 ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Jateng. Sebab, belum ada tempat isolasi mandiri terpusat di Kudus.

“Sedikit kita paksa dengan TNI/Polri. Lalu, ada seorang dokter menyampaikan, eh sampean itu sama Ganjar tuh, agak sinis juga bahasanya, bukan begitu caranya, urusan kesehatan harus kesehatan, bukan rakyat dipaksa paksa, saya iya ya saja, sudahlah saya terima saja, padahal saya melihat kabupaten tidak sanggup,” tutur Ganjar.

Di sisi lain, isolasi mandiri di rumah dinilainya berbahaya, karena warga biasanya kurang disiplin protokol kesehatan. “Begitu saya dorong ke sana (Asrama Haji Donohudan Boyolali), memang ada yang meninggal, saya bilang, salahkan saya, saya bertanggung jawab.  Kalau Anda membiarkan masyarakat isolasi mandiri di rumah, itu sama saja menyebarkan penyakit dengan sukarela. Inilah akhirnya kita sedikit represif ” sambungnya.

Lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, kata dia, lebih tinggi dibandingkan dampak libur panjang di tahun lalu. Ia menduga, kenaikan kasus Covid-19 yang eksponensial di Kudus disebabkan varian baru B1617.2 (Delta) dari India.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, varian baru Covid-19 B1617.2 dari India sudah mewabah di beberapa daerah di Indonesia. Misalnya, Kabupaten Kudus, DKI Jakarta, dan Kabupaten Bangkalan.

“Seperti di Kudus, DKI Jakarta dan Bangkalan, ternyata memang sudah terkonfirmasi varian B1617 atau varian dari India mendominasi, karena ini penularannya lebih cepat, walaupun tidak lebih mematikan,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Senin (14/6). 

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan