Wilayah Laut Jawa diguncang gempa tektonik pada Jumat (14/4), pukul 16.55 WIB. Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berkekuatan magnitudo (M) 6,9.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,31° LS, 111,96° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 km arah barat laut Kota Tuban, Jawa Timur, pada kedalaman 643 km," ucap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya, beberapa saat lalu.
"Hingga pukul 17.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock)," sambungnya. Gempa susulan baru terjadi sebanyak sekali dengan kekuatan M 5,5 pada pukul 17.43 WIB.
Daryono melanjutkan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini tergolong jenis gempa dalam akibat aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)."
Getaran gempa tersebut dirasakan di Kuta, Bali, dengan skala intensitas V MMI atau dirasakan hampir semua penduduk atau orang banyak terbangun. Sementara itu, di Karangkates, Trenggalek, Gianyar, Tulungagung, Trengalek, Nganjuk, Pacitan, Kediri, Tuban, Garut, Mataram dengan skala intensitas IV MMI atau dirasakan banyak orang di dalam rumah jika berlangsung pada siang hari.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tegasnya. Karenanya, BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Daryono juga mengajak masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," tutupnya.