Gempa tektonik magnitudo 5,1 yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (10/30) pukul 17.18 WIB merupakan gempa terkuat dalam 19 tahun terakhir. Bersumber dari sesar aktif di daratan Jawa Barat
"Berdasarkan catatan katalog gempa, tampak bahwa gempa kuat dengan pusat di darat terakhir yang terjadi di Jawa Barat berkekuatan magnitudo 5,1 terjadi di Ciamis-Kuningan pada 13 Januari 2001," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono vias keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (11/3).
Berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan gempa yang dipublikasikan oleh BMKG sesaat setelah gempa, menunjukkan warna kuning pada zona pusat gempa dan sekitarnya. Artinya, dampak gempa mencapai skala intensitas VI MMI (Modified Mercalli Intensity).
Akibatnya, getaran gempa itu dirasakan oleh semua penduduk dan bisa menimbulkan kerusakan ringan.
Menurut BMKG, gempa tersebut dipicu oleh aktivitas sesar aktif, dan terjadi akibat pergeseran blok batuan kulit bumi secara tiba-tiba.
Dijelaskan Rahmat, gempa semacam itu dikenal sebagai gempa kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif. Gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan sesar mendatar.
Berdasarkan kondisi geologi dan tataan tektonik di wilayah Jawa Barat bagian selatan, ada dugaan sesar tersebut mengalami pergeseran ke kiri.
Peta zonasi sumber gempa di wilayah Jawa Barat menunjukkan lokasi episenter gempa, Selasa sore (10/3), berada di zona Sesar Citarik. Persisnya di sebelah barat Sesar Cimandiri dan di sebelah timur zona sumber gempa Kluster Bogor, yang aktif memicu rentetan gempa swarm yang berpusat di Kecamatan Nanggung, Bogor, pada Agustus 2019.
Catatan BMKG menunjukkan, pada tahun 1900 wilayah Cisaat dan Gandasoli Sukabumi pernah menghadapi gempa kuat dan merusak.
Selain merusak permukiman, gempa saat itu merusak Stasiun Cisaat dan Gandasoli Sukabumi. Wilayah yang sama kembali mengalami gempa kuat dan merusak yang populer dengan nama Gempa Gandasoli pada tahun 1982.
Gempa kemarin sore itu telah menimbulkan kerusakan di beberapa wilayah kecamatan di Sukabumi. Tercatat di Kecamatan Kalapanunggal (17 rumah rusak berat, 15 rumah rusak sedang dan 17 rumah rusak ringan), Kecamatan Parakansalak (dua rumah rusak sedang), Kecamatan Cidahu (satu rumah rusak), dan Kecamatan Kabandungan (beberapa rumah rusak ringan). (Ant)