Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta polisi untuk mengusut tuntas pelaku pembakaran Polsek Tambelangan di Sampang, Jawa Timur. Menurutnya, pelaku harus bertanggung jawab atas tindakannya yang anarkistis.
“Kami mendorong polisi segera memproses hukum siapa pun pelaku dan provokator pembakar mapolsek tersebut,” kata Khofifah di Surabaya, Jumat (24/5).
Dia mengimbau agar masyarakat dapat menahan diri dan tidak terprovokasi, dengan aksi yang dilakukan kelompok tak bertanggung jawab. Apalagi, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah bersama rakyat Jatim, sebelumnya telah menyepakati proses Pemlu 2019 harus berjalan aman, nyaman, dan damai.
“Jangan mudah termakan isu, segera tabayyun (klarifikasi) jika ada yang kurang jelas. Cari informasi yang benar-benar valid karena saat-saat seperti ini banyak beredar berita bohong yang bermaksud memprovokasi dan mengadu domba masyarakat,” ucapnya.
Khofifah juga mendukung semua langkah dan upaya Polri/TNI dalam menjaga stabilitas keamanan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.
Kapolres Sampang AKBP Budhi Wardiman mengatakan, tim Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur telah melakukan olah tempat kejadian sebagai proses awal penyelidikan. Petugas menemukan sejumlah bukti dari lokasi Polsek Tambelangan yang dibakar.
"Ada beberapa barang yang ditemukan Tim Labfor di bekas Mapolsek Tambelangan yang dibakar massa itu, salah satunya adalah bom molotov," kata Budhi.
Menurutnya, ada satu kardus bom molotov yang ditemukan tim Labfor. Bom tersebut dibuat dari botol minuman kesehatan dan ditemukan sekitar 50 meter dari pertigaan jalan polsek.
Polsek Tambelangan terbakar pada Rabu (22/5) pukul 22.00 WIB. Insiden ini diduga berhubungan dengan aksi 22 Mei di Jakarta.
Selain melalap habis bangunan Polsek Tambelangan, tiga unit mobil serta 10 sepeda motor juga ludes terbakar dalam aksi ini. (Ant)