Pascaterjadi aksi teror pembakaran di beberapa daerah di Jawa Tengah, aparat baik TNI maupun Polri dikerahkan untuk mengejar pelaku. Namun demikian, menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, aparat kesulitan menangkap pelaku tanpa ada dukungan masyarakat.
Ganjar mengimbau, agar masyarakat tetap tenang dalam menanggapi kasus ini. Sebab, jajaran Polda Jateng dan Kapolda, Pangdam dan instansi terkait sudah berjalan dengan cara, instrumen dan kewenangannya masing-masing.
Namun begitu, dirinya juga meminta masyarakat untuk menumbuhkan kesadarannya dalam mengamankan daerahnya masing-masing. Sebab, jajaran aparat penegak hukum tidak akan berhasil jika tidak mendapat dukungan masyarakat.
“Kalau masyarakat tidak medukung, TNI atau Polri tidak bisa. Membangun kesadaran kembali dari masyarakat untuk mengamankan lingkungannya masing-masing itu yang terpenting. Kami dibantu Kapolda Jateng serta Pangdam Diponegoro telah melakukan banyak hal untuk mengamankan dan mengungkapkan kasus ini,” kata Ganjar di Semarang, Jawa Tengah pada Jumat (8/2).
Selain aparat, Ganjar juga mengingatkan kepada kepala daerah di 35 kabupaten atau kota di Jawa Tengah untuk waspada. Juga perlu mengantisipasi terjadinya teror pembakaran mobil dan motor yang meresahkan masyarakat belakangan ini.
"Saya telah perintahkan semua bupati/wali kota untuk mengamankan daerah masing-masing, hidupkan lagi poskamling, pasang CCTV dan portal-portal untuk menghalangi pelaku melakukan terornya," kata Ganjar.
Instruksi kepada bupati/wali kota tersebut, lanjut Ganjar, tidak hanya di daerah yang terjadi teror pembakaran mobil dan motor, tapi berlaku untuk semua daerah.
Selanjutnya, ketika ditanya adanya kemungkinan insiden teror pembakaran mobil tersebut terkait karena tahun politik, Ganjar enggan berspekulasi dan memutuskan terlalu dini. Pasalnya, satu-satunya cara untuk mengungkap motif kasus ini adalah menangkap pelakunya.
"Nanti jika terungkap satu saja maka akan terungkap semuanya, dan jalan satu-satunya untuk mengungkap ini pelakunya harus ditangkap," katanya.
Menurut Ganjar, pelaku teror pembakaran mobil dan motor yang terjadi di sejumlah daerah dilakukan oleh orang yang terlatih. Sampai saat ini pun belum diketahui motif pelaku melakukan hal tersebut. Sebab, pola yang dilakukan pelaku teror cenderung acak dan tidak meninggalkan apa pun.
“Saya menduga orangnya (pelaku teror pembakaran mobil, red) ini cukup terlatih,” kata Ganjar.
Sementara Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono, mengatakan kasus teror pembakaran mobil dan motor yang terakhir di Kabupaten Grobogan itu mempunyai motif yang sama dengan teror yang terjadi di beberapa kota lain di Jawa Tengah.
Kapolda menyebutkan tindakan yang dilakukan kepolisian untuk mengungkap kasus ini antara lain, membentuk tim khusus yang beranggotakan Polda Jateng, sejumlah polres, TNI, dan tim dari Mabes Polri.
“Kami sudah melakukan razia-razia di jalanan, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penguatan tim. Total ada 1.200 personel yang kami terjunkan khusus untuk mengungkap kasus ini,” ujar Condro.
Sementara itu, Pangdam Diponegoro, Mayjen TNI Mochamad Effendi, mengaku siap mengerahkan jajarannya untuk membantu upaya pengamanan wilayah.
“Di masing-masing kelurahan dan desa, kami tambah jumlah Babinsa untuk membuat masyarakat semakin tenang dan menghindari aksi serupa. Kami siap mendukung penuh, baik kekuatan maupun sarana prasarana yang ada,” ucap Mochammad Effendi. (Ant)