Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berencana membangun sebuah asrama. Namanya asrama Nusantara. Semua mahasiswa dari berbagai pulau dan wilayah di Indonesia yang menuntut ilmu di Surabaya akan ditempatkan di asrama ini.
Ide ini, menurut Khofifah, dilakukan untuk mendekatkan mahasiswa dari berbagai suku dan ras. Harapannya, dengan hidup berbhineka dalam satu atap mereka dapat membangun rasa toleransi satu sama lain.
Selama ini, kata dia, hanya ada asrama untuk mahasiswa dari satu daerah. Akibatnya, mahasiswa tidak terbiasa untuk bersikap toleran dan memahami adat, serta kebudayaan mahasiswa yang berbeda daerah.
Ide ini muncul setelah terjadi peristiwa persekusi dan dugaan rasialisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Peristiwa di Jawa Timur itu kemudian menggerakan solidaritas warga Papua di Manokwari, Jayapura dan Sorong untuk turun jalan.
Tidak hanya blokade jalan, aksi yang sempat berujung rusuh itu juga diwarnai pembakaran Gedung DPR Papua Barat. Kehidupan di Papua sempat lumpuh. Hari ini, Selasa (20/8), situasi di Papua mulai membaik. Aktivitas warga sudah kembali berdenyut. Aparat masih berjaga-jaga untuk mengamankan situasi.
Soal usulan asrama Nusantara, Gubernur Khofifah telah berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Emil Elistianto Dardak, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD).
Asrama mahasiswa Nusantara nantinya akan diisi gabungan dari beberapa mahasiswa asal Papua, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan hingga Jawa. Mahasiswa dari seluruh penjuru Nusantara ini nanti akan mengikatkan dirinya untuk komitmen cinta Tanah Air, dan berikrar inilah tumpah darah Indonesia.
"Kami plot jumlahnya berapa yang akan ada di asrama Nusantara yang berasal dari Papua, Kalimantan dan Sulawesi," terang Khofifah.
Ia menjelaskan, hidup berdampingan dari berbagai suku, bahasa hingga adat istiadat akan memunculkan rasa saling menghargai, memahami, kepercayaan dan toleransi. Rasa memiliki Indonesia meskipun berbeda suku, bahasa, dan adat istiadat akan terbentuk.
"Akhirnya tepo seliro (tenggang rasa) akan muncul. Di situlah ada muncul understanding, trust dan respect di antara mereka yang berasal dari berbagai daerah," kata Khofifah.