Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, menunjukkan aktivitas vulkanik sepanjang Selasa (2/10) hingga Rabu (3/10) dini
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status level II atau waspada, yang berarti masyarakat atau wisatawan direkomendasikan untuk tak mendekati kawah dalam radius 2 km.
Menurut laporan petugas Kementerian ESDM, Badan Geologi PVMBG, Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Deny Mardiono, kondisi gunung kabut berada pada level 0-III. Sementara asap kawah tak teramati.
Dari sisi visual, ada sinar api disertai suara dentuman yang menyebabkan getaran lemah-kuat di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau. Namun aktivitas gunung api di dalam laut dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut (mdpl) ini, tak menyebabkan gelombang air laut bergejolak.
Sementara di malam hari, teramati sinar api dan lontaran pijar ke segala arah.
Tercatat 156 kali letusan terjadi pada periode tersebut, dengan amplitudo 30-51 mm, durasi 29-305 detik. Tremor harmonik 3 kali, amplitudo 10-15 mm, durasi 24-37 detik.
Selain itu, tercatat aktivitas vulkanik dangkal 3 kali, amplitudo 6-8 mm, durasi 3-6 detik. Tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 3-51 mm (dominan 45 mm). (Ant)