close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Letusan Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2019). Antara Foto
icon caption
Letusan Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2019). Antara Foto
Nasional
Selasa, 13 September 2022 21:23

Erupsi efusif lebih dari 1,5 tahun, seperti apa kondisi Gunung Merapi terkini?

Gunung Merapi masih berada pada status siaga. Untuk erupsi yang bersifat efusif, perhitungan bahayanya adalah berdasarkan volume kubah lava.
swipe

Gunung Merapi telah mengalami erupsi efusif selama lebih dari 1,5 tahun. Hingga saat ini aktivitas vulkanik masih tinggi, hal tersebut terlihat dari jumlah gempa harian dan deformasi yang masih terus terjadi.

Menurut keterangan resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta, pada periode Agustus 2022, tercatat peningkatan jumlah gempa internal Gunung Merapi yang mencapai 100 kejadian/hari dan didominasi oleh gempa vulkanik dalam (VTA).

Gempa VTA merupakan penanda adanya aktivitas magmatik di bawah puncak Gunung Merapi di kedalaman sekitar 1,5 km. Ini menunjukan adanya aktivitas suplai magma yang apabila keluar ke permukaan akan berupa ekstrusi yang bersifat efusif seperti yang selama ini telah terjadi sejak 4 Januari 2021.

Hal ini berbeda dengan erupsi 2010 yang juga didahului dengan gempa-gempa VTA, namun dengan karakter yang berbeda, dimana frekuensi dan energi gempa VTA saat itu lebih tinggi.

BPPTKG juga mencatat, pada 7 September 2022, telah terjadi gempa tremor dengan frekuensi 6 Hz yang merupakan cerminan aktivitas fluida gas di kantong magma. Gempa tremor terjadi hanya satu kali dengan amplitudo sekitar 10 mm dan durasi 29 detik.

Hingga saat ini, gempa tremor tersebut tidak mengindikasikan adanya perubahan yang signifikan terhadap peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

"Terkait dengan aktivitas kegempaan tersebut, saat ini belum ada perubahan rekomendasi. Gunung Merapi masih berada pada status siaga. Untuk erupsi yang bersifat efusif, perhitungan bahayanya adalah berdasarkan volume kubah lava, sehingga untuk saat ini rekomendasi bahaya masih sama karena volume kubah lava ini masih relatif sama yaitu sekitar 2,8 juta meter kubik pada kubah tengah dan 1,7 juta m3 pada kubah barat daya," papar BPPTKG dalam keterangan resminya, Selasa (13/9).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Dengan kejadian peningkatan aktivitas kegempaan ini, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa namun tetap menjaga kesiapsiagannya. Tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya serta mengikuti informasi aktivitas Gunung Merapi dari sumber yang terpercaya.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan