Gunung Merapi kembali meletus freatik dengan letusan dua kali selama 19 menit.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan gunung yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu kembali meletus.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan letusan pertama terjadi pada Senin (21/5) pukul 01.25 WIB. Letusan berlangsung selama 19 menit dengan ketinggian asap 700 meter teramati dari pos Babadan. Amplitudo seismik terukur 20 mm.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, menjelaskan letusan freatik kedua berlangsung pada pukul 09.38 WIB selama 6 menit.
"Tinggi asap 1.200 meter dengan angin condong ke arah Barat. Amplitudo maksimum 23 mm," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (21/5)
Dia menambahkan, hujan abu tipis terjadi Srumbung, Kaliurang dan Kemiren pasca letusan freatik kecil yang pertama. Sedangkan, letusan kedua diperkirakan jatuh di daerah sekitar barat di wilayah Kabupaten Magelang dengan jarak yang tidak jauh dari puncak Gunung Merapi.
Pasca letusan, sambungnya, kegempaan yang terekam di beberapa Pos Pengamatan Gunung Merapi tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan. Aktivitas kegempaan dan vulkanik tidak ada lonjakan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tetap menetapkan status Normal (level I). Tidak ada kenaikan status dari Gunung Merapi.
"Masyarakat dihimbau tetap tenang. Tidak perlu panik dan masyarakat belum perlu mengungsi. Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa serta mengantisipasi hujan abu di sekitar Gunung Merapi," jelasnya.
Sementara itu, kegiatan pendakian Gunung Merapi direkomendasikan hanya sampai di Pasar Bubrah, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Kondisi morfologi puncak Gunung Merapi saat ini rawan terjadi longsor sehingga sangat berbahaya bagi keselamatan pendaki.
Dia menyatakan, BNPB terus melakukan koordinasi dengan PVMBG dan BPBD. BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Kabupaten Magelang, BPBD Klaten, BPBD Boyolali, BPBD Sleman dan BPBD DI Yogyakarta telah mengambil langkah-langkah antisipasi.
"Pasca letusan Gunung Merapi 2010 lalu telah memberikan banyak pembelajaran. Saat ini tingkat kesiapsiagaan Pemda dan masyarakat dalam menghadapi letusan Gunung Merapi telah lebih baik," tuturnya.
Letusan kembali terjadi pada pukul 17.50 WIB untuk ketiga kalinya pada awal pekan dengan durasi tiga menit. Dilaporkan, saat letusan terjadi, terdengar gemuruh dari pos Babadan yang berlokasi sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi.
Sebagai informasi, letusan freatik merupakan jenis letusan gas atau embusan asap dan material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan. Untuk letusan seperti ini tidak ada awan panas atau wedhus gembel.