Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Mustofa Bisri mengingatkan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, atas jabatan yang saat ini diembannya. Menurut pengasuh pondok pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, yang akrab disapa Gus Mus, jabatan dapat mengubah seseorang.
"Hati-hati lho sampeyan (kamu), jabatan itu merusak wong (orang)," ucap Gus Mus saat memberi tausiah di peringatan haul Gus Dur Ke-10 di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12) malam.
Jemaah yang hadir tertawa mendengar nasihat Gus Mus tersebut. Adapun Mahfud tersenyum sembari mengangguk-angguk.
Gus Mus melanjutkan dengan memberi contoh tentang dirinya yang sempat menjabat sebagai Rais Aam Syuriyah PBNU. Jabatan tersebut diemban Gus Mus pada 2014 hingga 2015, yang kemudian digantikan Ma'ruf Amin.
"Saat saya menjabat Rais Aam, sebentar, rasanya saya harus terus berfatwa," kata Gus Mus yang kembali membuat hadirin tertawa.
Gus Mus mengatakan, jabatan yang diemban Mahfud saat ini telah menutupi citra kiai yang dimilikinya. Hal ini yang membuat Mahfud kerap dicela dan diolok-olok oleh warganet di media sosial. Bahkan, kata Gus Mus, ada warganet yang menuding Mahfud tak mengerti dalil.
"Enggak ngerti dalil bagaimana, ini kan Kiai Madura," kata Gus Mus.
Ia menyebut warganet seolah-olah lupa jika Mahfud seorang kiai dan menganggap karena Mahfud sudah menjadi Menteri Koordinator maka ilmu yang ia punya pun menjadi hilang.
"Saya pun bisa lupa kalau Mahfud itu seorang kiai. Sudah jadi Menko Polhukam," ucapnya.