Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perguruan tinggi berubah dan cepat belajar dengan perubahan zaman. Dalihnya, pemerintah tengah menyiapkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi dinamika yang terjadi.
"Seluruh organisasi, termasuk lembaga pendidikan tinggi, termasuk universitas, harus lincah, harus cepat belajar dengan perubahan-perubahan yang ada, harus update," ujarnya dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS), Kota Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), pada Jumat (11/3).
"Tapi, hati-hati tadi, kapal besar, karena dunia berubah begitu sangat cepatnya. Ilmu pengetahuan juga berkembang sangat cepat sekali," sambung mantan Gubernur DKI Jakarta ini, melansir situs web Sekretariat Kabinet (Setkab).
Menurut Jokowi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat harus diikuti program pendidikan yang dinamis, cepat, dan riset yang sesuai tantangan zaman. Apalagi, Indonesia sedang berupaya mengejar momentum bonus demografi, yang diperkirakan terjadi pada 2030-2035, dan mesti disiapkan sejak sekarang.
"SDM digital, digital talent harus [disiapkan] semua. Sekarang ini kejar-kejaran semua negara ke sini. Digital talent ini penting, AI (artificial intelligence), cloud computing, digital design, digital marketing, blockchain, semuanya. Barang ini apa? Barang ini apa? Harus kita miliki SDM-SDM itu," tuturnya.
Lebih jauh, Jokowi mengapresiasi Program Kampus Merdeka, yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), lantaran memfasilitasi mahasiswa untuk belajar dari mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.
Melalui program tersebut, mahasiswa juga diklaim mendapatkan kesempatan langsung terjun ke dunia industri selama satu semester. Dengan demikian, industri menjadi bagian dari universitas.
"Kalau ini tidak kita lakukan dalam dua tahun ini, saya membayangkan di 2030-2035 berat, itu akan berat," tegas eks Wali Kota Surakarta itu.
"Sekarang, masih banyak yang sudah 20 tahun-30 tahun enggak berubah. Bisa saja sebuah ilmu relevan untuk semester ini, semester depan sudah enggak relevan lagi. Bisa karena perubahan-perubahan yang cepat tadi," tandas Jokowi.