Produk cairan pembersih tangan atau hand sanitizer dikabarkan langka di pasaran. Bahkan, meskipun ada, harganya melambung tinggi.
Dalam situasi ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membagikan cara pembuatan hand sanitizer sederhana guna mencegah bakteri hingga coronavirus.
“Bahan-bahannya tersedia di toko-toko kimia. Masyarakat tidak perlu panik dan khawatir karena bisa membuatnya sendiri. Tentunya tetap dalam pengawasan orang dewasa atau yang sudah berpengalaman,” kata Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Agus Haryono di Jakarta, Jumat (13/3).
Adapun bahan-bahan yang harus disiapkan adalah:
50 mililiter air yang berfungsi sebagai pelarut.
200 mililiter Ethanol berkadar alkohol 95 persen yang berfungsi sebagai antiseptik.
Satu sendok teh Carbomer untuk pengental.
33 mililiter Propylene glycol yang berfungsi sebagai pelembab.
Dan tiga tetes Triethanolamine yang berfungsi sebagai pengikat pH.
Formula tersebut menghasilkan 250 mililter hand sanitizer berkadar alkohol 63 persen.
Cara pembuatannya:
Campurkan air dan Propylene glycol ke dalam wadah bersih (panci alumunium atau pinggan pyrex) sambil dipanaskan dan diaduk.
Tambahkan Carbomer sedikit demi sedikit sampai temperatur mencapai 80-90 derajat dan semua bahan tercampur dan larut sempurna.
Proses selanjutnya yaitu penambahan Triethanolamine agar campuran tersebut berubah menjadi gel.
Lalu penambahan Ethanol sedikit demi sedikit ke dalam campuran gel.
Tahap ini dilakukan tanpa proses pemanasan untuk menghindari penguapan dan pengadukan dilakukan selama kurang lebih 15 menit hingga hand sanitizer yang berbentuk gel ini siap digunakan.
Dengan kadar alkohol 70 persen, menurut peneliti Center for Drug Discovery and Development Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Masteria Yonovilsa Putra, cukup untuk membunuh bakteri dan menjadi pencegahan virus.
Hand sanitizer yang dikembangkan LIPI tersebut tercium lebih harum dan tidak menyengat.
Dikehui, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan seiring penyebaran coronavirus di Indonesia. Namun dia juga meminta masyarakat untuk tetap rasional dan tidak panik.
"Presiden sampaikan kewaspadaan dinaikkan, kehati-hatian dinaikkan, tetapi jangan panik," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan coronavirus Achmad Yurianto di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (12/3).
Menurutnya, status pandemi COVID-19 di tanah air telah membuat pemerintah meningkatkan kewaspadaan, termasuk dalam hal ketersediaan stok alat kesehatan. Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan 10.000 set alat kesehatan, termasuk perlengkapan pemeriksaan laboratorium. (Ant)