close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah warga membeli masker dan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020). Foto Antara/Aditya Pradana Putra
icon caption
Sejumlah warga membeli masker dan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020). Foto Antara/Aditya Pradana Putra
Nasional
Senin, 02 Maret 2020 19:46

Harga masker di Jakarta masih murah

Dibanding harga jual di wilayah lain, harga masker di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, masih tergolong murah.
swipe

Harga masker di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, mengalami kenaikan setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya warga Indonesia positif coronavirus. Namun meski mengalami kenaikan harga berkali lipat, harganya masih tergolong murah ketimbang di wilayah lain. 

Angga Saputra, warga Bogor berusia 35 tahun, mengaku sengaja datang ke Pasar Pramuka untuk membeli masker. Dia mengaku membeli satu boks masker merek Sensi berisi 50 lembar seharga Rp350.000.

"Biasanya Rp30.000-Rp40.000 kurang lebih. Sebelum ada kasus corona yang tadi pagi diumumin sama Presiden," kata Angga kepada reporter Alinea.id di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Senin (2/3).

Dia mengaku masih rela menempuh jarak jauh ke Pasar Pramuka untuk membeli masker yang harganya telah mengalami kenaikan tersebut. Hal ini lantaran harga yang dipatok masih lebih murah dari harga jual di wilayah tempat tinggalnya.

"Di sini lebih murah. Untuk di Bogor lebih mahal. Rp575.000 harga terakhir. Karena di sini pusatnya, karena distributornya Pramuka," jelas dia.

Angga mengaku sengaja membeli masker tersebut untuk stok selama beberapa minggu ke depan. Musababnya, tidak lain karena kekhawatiran akan coronavirus. 

Adapun harga masker N95 yang dapat menyaring hingga 95% partikel di udara, harganya juga kembali melonjak. Pekan lalu, satu kotak N95 di Pasar Pramuka mengalami penurunan harga dari Rp1,7 juta menjadi Rp800.000-Rp900.000. Namun hari ini, harganya sudah berada di angka Rp1,5 juta.

Angga berharap pemerintah segera turun tangan untuk agar stok masker terjaga dan harganya kembali berada di angka normal. 

"Ke depannya sih pengen bisa normal lagi lah harganya," kata Angga.

Menurut Saiful, pedagang di lantai dua Pasar Pramuka, harga jual yang dipatok merupakan penyesuaian dari harga yang dibanderol distributor. Menurutnya, harga jual dari distributor juga mengalami kenaikan berlipat. 

"Paling dapatnya Rp10.000 dari modal. Modalnya Rp300.000. Kita belinya mahal juga sama orang," katanya.

Untuk masker N95, Saiful mengaku enggan menjualnya karena terlalu berisiko. Hal ini lantaran harganya melonjak hingga jutaan rupiah. 

"Kalau N95 terlalu beresiko, harganya tinggi. Sejutaan," ucapnya.

Ahmad, pedagang lain di lantai satu Pasar Pramuka menyebut berbagai jenis masker mengalami kenaikan. Masker merek Skrineer yang biasa dijual Rp5.000 satu kemasan berisi 5 lembar masker, kini dihargai Rp20.000‬. Untuk pembelian 10 kemasan langsung berisi ‬50 lembar masker, Ahmad melepasnya pada harga Rp190.000‬

"Yang lain harganya di atas itu," katanya.

Sebelumnya, Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardhani menyatakan, pemerintah telah mengantisipasi keberadaan maskeryang semakin langka di pasaran. Namun Jaleswari tidak menjelaskan antisipasi apa yang dilakukan pemerintah menghadapi situasi ini. 

Hanya saja, dia memastikan pemerintah akan melakukan tindakan agar kebutuhan masker dapat terpenuhi. Begitu juga kebutuhan lain untuk mengantisipasi peredaran coronavirus.

"Pasti kami bertindak untuk bagaimana pemenuhan untuk publik bisa terpenuhi," ucapnya.

img
Akbar Ridwan
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan