Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan agar peringatan Hari Lahir Pancasila pada setiap 1 Juni harus benar-benar dimanfaat untuk mengokohkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat dalam berbangsa dan dalam bernegara. Sebab, tantangan yang dihadapi Pancasila tidak semakin ringan.
"Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi. Termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antarnilai-nilai, dan rivalitas antarideologi," kata Jokowi dalam pidatonya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/6).
Pada kesempatan itu, Presiden juga mengingatkan bahaya indeologi transnasional radikal yang memasuki berbagai lini kehidupan bermasyarakat, melalui kecanggihan teknologi dengan berbagai cara dan berbagai strategi.
"Kemudahan (teknologi) ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk merambah keseluruh pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan dan keseluruh usia," ujarnya dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Globalisasi dan interaksi antarbelahan dunia, kata mantan Gubernur DKI ini, tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan. "Kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal, ketika memanfaatkan disrupsi teknologi ini," jelasnya.
Pada peringatan Hari Lahir Pancasila kali ini, Jokowi bertindak sebagai inspektur upacara. Turut hadir dalam upacara tersebut Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan sejumlah pimpinan lembaga negara lainnya, baik langsung maupun virtual.