Kegiatan home learning atau belajar di rumah pada anak di tengah pandemik Covid-19 sebenarnya memiliki sejumlah dampak positif bagi orang tua. Salah satunya, orang tua bisa mengamati dan memahami lebih jauh karakter belajar anak.
Hal tersebut diungkapkan penggiat pendidikan Najeela Shihab dalam diskusi daring bertajuk 'Sharing Solusi Life Hacks' yang diinisiasi oleh VV Comm, Sabtu (18/4).
"Kesempatan anak belajar di rumah ini adalah kesempatan orang tua untuk mengenali lagi sebetulnya karakteristik belajar anak itu seperti apa sih," terang Najeela.
Sejatinya, karakter belajar anak berbeda satu sama lain. Misalnya, ada anak yang butuh konsentrasi lebih dalam belajar, perlu jeda dalam belajar, atau cepat dalam memahami segala mata pelajaran.
Itu biasanya tidak diketahui banyak orang tua sebelum adanya penerapan proses belajar di rumah. Karakter belajar anak kerap tidak terpantau ketika mereka belajar di sekolah, terlebih oleh orang tua yang memiliki kesibukan tinggi.
"Jadi, memang masing-masing anak punya karakter berbeda, karakter bawaan yang berbeda, dan tugas kita sebagai orang tua adalah memberikan dukungan yang tepat," tegas Najeela.
Menurut Najeela, memahami karakter belajar anak sangatlah penting. Orang tua harus bisa menjadi fasilitator dan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan anak sesuai karakter mereka sehingga proses belajar mengajar pada akhirnya menjadi lebih efektif.
Contohnya, ada anak yang secara karakter membutuhkan ruangan yang tenang untuk memahami segala pelajaran yang dia terima. Najela mengingatkan pentingnya orang tua mengerti hal tersebut. Tidak realistis jika orang tua mengharapkan semua anak belajar dengan cara yang sama.
"Hikmahnya kita jadi kenal anak kita ... Gunakan kesempatan ini untuk mengetahui sebetulnya kebutuhan anak kita itu seperti apa dan cara kita memberikan respons yang tepat dalam mendukung proses belajarnya seperti apa," tutur dia.
Memahami tujuan proses belajar mengajar
Lebih jauh, Najeela menggarisbawahi bahwa dibutuhkan perspektif positif dari orang tua agar proses belajar mengajar di rumah berjalan lancar.
Najeela menyarankan pentingnya orang tua memahami kembali tujuan proses belajar mengajar. Sekalipun anak belajar di sekolah atau rumah, tujuan belajar mengajar adalah mencapai kompetensi yang dibutuhkan anak.
"Misalnya, kita ingin anak-anak kita punya kemampuan komunikasi ... bisa mengomunikasikan perasaannya dengan baik, mengomunikasikan hambatan dalam pengerjaan tugas dan sebagainya. Kita ingin anak-anak kita reflektif, tahu apa yang dia butuhkan, apa yang jadi tantangannya. Kita ingin anak-anak kita bisa punya kepedulian dan melakukan aksi berkontribusi pada lingkungannya," jelas Najeela.
Oleh sebab itu, Najeela berharap orang tua tidak lagi berpikiran bahwa tujuan pendidikan anak hanyalah mengejar ketuntasan kurikulum demi mencapai nilai tinggi.
"Karena hal-hal yang sifatnya formal itu memang tidak bisa terjadi dalam konteks rumah, berbeda kalau misalnya kita bicara proses pendidikan di lembaga," imbuhnya.