Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat Covid-19. Hingga hari ini (29/12), sebanyak 228 dokter, 160 perawat, 60 bidan, dan 14 dokter gigi wafat akibat terpapar coronavirus.
Perlindungan terhadap tenaga medis semakin menurun. Misalnya, kata Ketua Tim Mitigasi IDI, Adib Khumaidi, jejaring IDI di daerah melaporkan ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan masker bedah menipis.
"Masker bedah pun dibatasi. Artinya, ini perlu menjadi perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Satgas Penanganan Covid-19," tutur Adib dalam diskusi virtual, Selasa (29/12).
Problematika kesehatan di Indonesia tergolong kompleks. Jadi, sumber daya yang terkonsentrasi ke penanganan Covid-19 bakal menggoyahkan pelayanan esensial kepada pasien-pasien non Covid-19, seperti penderita penyakit kronik dan katastropik.
Terhambatnya penanganan berujung mengatrol angka morbiditas (keterpaparan penyakit) dan mortalitas (kematian). Dia menegaskan, pandemi Covid-19 merupakan tantangan berat bagi tenaga medis, karena berhadapan dengan risiko terpapar, kekerasan, stigma, tekanan pekerjaan, hingga gangguan psikis.
Menurut Adib, tantangan berat tenaga medis juga pekerjaan rumah bagi Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.
Ia juga mengingatkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak mengabaikan konsentrasi untuk mengantisipasi potensi bencana lain. "Saat semua upaya dikonsentrasikan ke Covid-19, yang kami takutkan ada potensi bencana lain, gempa bumi, banjir, dan gunung meletus," ujar Adib.
Sebelumnya, Adib menyebut, Pilkada Serentak 2020 berpotensi meningkatkan angka penularan Covid-19. Ia mengimbau agar pasangan calon dan pendukungnya menghindari upaya pengerahan massa.
"Meski vaksin Covid sudah tersedia, namun untuk perlindungan maksimal maka setiap orang harus tetap menjalankan protokol kesehatan karena situasi penularan Covid-19 di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali," ujar Adib dalam keterangan tertulis, Rabu (16/12).
Adib mengingatkan, pengabaian protokol kesehatan bukan hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri, tetapi juga keluarga, orang terdekat, hingga warga setempat. "Pandemi ini akan berlalu dengan kerja sama seluruh pihak," tutur Adib.