Hujan deras disertai angin kencang menerjang Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, pada Rabu (11/5) pukul 15.00 waktu setempat. Akibatnya, 74 rumah warga mengalami kerusakan.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat mencatat sebanyak 21 unit rumah rusak berat, 21 unit rumah rusak sedang dan 32 rumah rusak ringan. Terdapat tiga kecamatan terdampak akibat peristiwa ini, antara lain Kecamatan Padang Tulang (Desa Tebing Tanjung Selamat dan Tanjung Putus), Kecamatan Wampu (Desa Mekar Jaya, Kelurahan Bingei) dan Kecamatan Hinai (Desa Perkebunan Tanjung Beringin dan Paya Rengas).
“Selain kerusakan rumah, pantauan visual di lapangan juga menunjukan terdapat beberapa pohon tumbang yang menutupi akses transportasi warga setempat,” kata Abdul dalam keterangan, Kamis (12/5).
BPBD Kabupaten Langkat, kata Abdul, melakukan assessment lebih lanjut di lokasi terdampak. Tidak hanya itu, pihaknya juga mendirikan posko siaga bencana untuk mendukung pemenuhan kebutuhan warga terdampak.
BPBD dan tim gabungan turut mempersiapkan upaya pembersihan material reruntuhan rumah. Koordinasi dengan lintas lembaga setempat untuk mendukung percepatan rekonstruksi rumah warga juga dilakukan.
Abdul menyebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan keterangan terkait prakiraan cuaca harian untuk Provinsi Sumatera Utara. Kondisi di sana didominasi cuaca berawan, berawan tebal, dan hujan ringan, serta cuaca cerah hari ini, sementara kondisi cerah berawan dan hujan ringan pada Jumat (13/5).
“Kajian inaRisk juga menunjukan bahwa Kabupaten Langkat memiliki potensi bahaya cuaca ekstrem pada tingkat sedang hingga tinggi,” ucap Abdul.
BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Khususnya cuaca ekstrem, terlebih dengan adanya peralihan musim, dari musim hujan ke musim panas maupun sebaliknya.
“(Karena) dapat menimbulkan fenomena angin kencang atau angin puting beliung,” ujar Abdul.
Menurutnya, perangkat daerah setempat dapat melakukan pemotongan dahan, ranting maupun material pohon yang rimbun. Tujuannya, untuk meminimalisir potensi pohon tumbang.
Selain itu, perangkat daerah dapat memberikan informasi peringatan dini kepada warga setempat terkait curah hujan. Apalagi, jika sudah mengguyur wilayah lebih dari satu jam untuk dapat segera melakukan upaya kedaruratan dan evakuasi jika diperlukan.
“Masyarakat juga dapat memantau prakiraan cuaca melalui laman BMKG dan mengetahui potensi bencana yang ada di sekitar tempat tinggal melalui inaRisk,” ujar Abdul.